JakartaGreater.com – Komando Pusat (Centcom) US Air Force telah mengkonfirmasi bahwa selain rudal jelajah Tomahawk, AS menembakkan sebanyak 19 JASSM-Extended Range (JASSM-ER) ke Suriah pada hari Sabtu. Penyebaran yang menandai penggunaan pertama dari senjata senilai $ 1,75 juta per unit, yang sebelumnya jadi terkenal karena bermasalah dalam pengembangan dan keandalannya.
Kontributor dari media Warzone, Tyler Rogoway mempublikasikan bukti foto pembom B-1B mempersiapkan serangan ke Suriah yang dimuat dengan rudal jelajah JASSM-ER (Extended Range), yang dilansir dari laman Sputnik News.
We have this exclusive photo that is said to show the B-1B used in the strikes all loaded up with JASSMs as we suspected. This sortie marked the first combat use of this weapon. We continue to update our post with more information:https://t.co/2wyE643k3m pic.twitter.com/Y13kCMvT6b
— Tyler Rogoway (@Aviation_Intel) April 14, 2018
https://platform.twitter.com/widgets.js
Pentagon belum mengkonfirmasi darimana ke dua pembom B-1B yang terlibat dalam serangan Sabtu itu diterbangkan, tapi media Angkatan Udara AS memposting sebuah video menunjukkan pembom B-1B tiba di pangkalan udara Al-Uldeid di Qatar, tepat seminggu sebelum terjadinya serangan di Douma yang diduga memakai senjata kimia sebagai dalih bagi Washington dan sekutu-sekutunya untuk melaksanakan serangan rudal hari ini.
Serangan fajar pada hari Sabtu merupakan penggunaan perdana JASSM, sebuah rudal yang dikembangkan oleh Lockheed Martin yang telah mengalami serangkaian masalah sejak pengembangan dimulai pada tahun 1995. Program senilai $ 3 miliar ini diganggu dengan kegagalan peluncuran, kinerja yang buruk dan masalah keandalan.
Pada tahun 2007, Pentagon dipaksa mengeluarkan tambahan dana sebesar $ 68 untuk memperbaiki masalah ini. Lockheed Martin telah mengirim 2.000 JASSM dan JASSM-ER kepada militer AS, dan telah menjual rudal tersebut ke Australia, Finlandia dan Polandia.
Variasi “Terjauh” dari misil JASSM ini memiliki hulu ledak 453 kg dan jangkauan 1.000 km, yang memungkinkannya diluncurkan dari luar zona pertahanan udara musuh. Senjata tersebut disetujui untuk digunakan tempur pada bulan Februari 2018.
#SyriaStrike live from my aunt’s house. I thought that they weren’t supposed to be close to where civilians live.
(Via: @ABaranbo ) pic.twitter.com/Oz9dhMBRHl— iL. ?? ?? (@ilarieyes) April 14, 2018
https://platform.twitter.com/widgets.js
Menurut analisis oleh Kementerian Pertahanan Rusia setelah serangan rudal Sabtu pagi menemukan bahwa di antara lebih dari 100 rudal jelajah AS, Prancis dan Inggris yang diluncurkan, sebanyak 71 rudal berhasil ditembak jatuh oleh pertahanan udara Suriah.
So basically the “Scientific research facility” the US bombed was a university. #Syria #Syristrike #Damascus https://t.co/N3GJ6BXi7J
— Partisangirl ?? (@Partisangirl) April 14, 2018
https://platform.twitter.com/widgets.js
Sebagian rudal-rudal yang berhasil melintas dilaporkan telah menghantam pusat-pusat populasi, serta sebuah fasilitas riset disebuah universitas yang berada di Damaskus.