Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Militer China Menguji “Jubah Ghaib” Pada Jet Tempur Reguler

bce46 china j 11
Jet tempur Shenyang J-11 buatan China yang dibangun berbasis pada Sukhoi Su-27 Rusia. © US Air Force via Wikimedia Commons

JakartaGreater.com – China sedang menguji “jubah transparan” pada jet militer reguler (non-siluman) untuk membantu mereka menghindari deteksi radar, menurut ilmuwan yang terlibat dalam proyek tersebut, seperti dilansir dari laman SCMP.

Jika berhasil, maka teknologi “jubah gaib” tersebut dapat dengan cepat meningkatkan kekuatan tempur dari jet tempur yang ada, menurut para peneliti.

Tetapi yang lain mengatakan bahwa teknologi itu sulit diproduksi massal, terbatas pada kisaran kecil bandwidth radar dan perlu dikombinasikan dengan perangkat lainnya agar itu benar-benar efektif.

Teknologi ini melibatkan penggunaan “metamaterial”, suatu lapisan serat yang terdiri dari struktur mikroskopis yang mirip dengan sirkuit terpadu.

Metamaterial ini dapat mengubah cara gelombang radio memantul dari permukaannya untuk menciptakan citra hantu atau meminimalkan gema pada radar, serta membantu menyembunyikan pesawat selama penerbangan dengan efisiensi yang lebih besar.

Metamaterial itu dikembangkan oleh tim peneliti di State Key Laboratory of Millimetre Waves di Universitas Tenggara yang berada di Nanjing, provinsi Jiangsu, China. Bahan tersebut sedang diuji pada jet reguler di sebuah pusat produksi pesawat militer utama di Shenyang, provinsi Liaoning, menurut konfirmasi seorang peneliti di laboratorium.

Para peneliti menolak menyebutkan lokasi pengujian atau pesawat kecuali Shenyang Aircraft Corporation, anak perusahaan dari Aviation Industry Corporation of China, produsen jet tempur non-siluman domestik, termasuk J-11 dan J-15.

Negara-negara lain, terutama Amerika Serikat, juga telah banyak terlibat dalam litbang teknologi yang serupa dengan membuat jet tempur menjadi transparan, tetapi sejauh ini belum ada laporan publik mengenai penerapan massal dari metamaterial tersebut di luar negeri.

Sementara China, pemerintah telah mendanai puluhan tim riset bertahun-tahun guna mengembangkan teknologi yang mampu menyembunyikan objek dari pandangan dan membuat mereka “menghilang”. Laporan terbaru menunjukkan bahwa China kini mulai mengembangkan penggunaan metamaterial secara massal.

“Ini adalah awalnya. Lebih banyak penerapan akan datang”, kata peneliti, tanpa merinci lebih lanjut. Laboratorium ini adalah institut terkemuka China dalam bidang penelitian metamaterial dan aplikasi pertahanannya.

Sebuah tim yang dipimpin oleh Profesor Cui Tiejun itu mengembangkan metamaterial terprogram pertama didunia yang dapat mengubah sifat fisik mereka dalam merespon arus listrik.

Secara teori, jet tempur yang telah dilapisi dengan metamaterial dapat bertransformasi ditengah penerbangan untuk menghindari deteksi radar.

Pada tahun 2011 silam, tim mengatakan telah mengembangkan perangkat penyerap gelombang radio yang dapat membuat target tidak terlihat oleh tiga bandwidth radio yang paling umum digunakan oleh radar militer.

Dua tahun kemudian, tim tersebut berkata telah menciptakan “perangkat ilusi hantu” yang memungkinkan sebuah pesawat hampir tidak meninggalkan tanda tangan radar. Perangkat itu bisa membuat bagian-bagian pesawat muncul pada radar sebagai plastik, bukan logam, atau menunjukkan ada tiga pesawat, dan bukan satu, menurut tim.

Para ilmuwan China optimis tentang perkembangan jubah transparan. Tidak jelas jenis perangkat apa yang dipergunakan di Shenyang atau pun seberapa dekat teknologi itu untuk penyebaran praktis.

China memiliki sekitar 20 jet tempur siluman J-20 dan sekitar 1.500 unit jenis pesawat tempur lainnya yang beroperasi, menurut sejumlah perkiraan dari luar negeri. Dengan mengupgrade pesawat non-siluman yang ada menggunakan metamaterial baru dapat sangat meningkatkan kekuatan tempur mereka.

Share:

Penulis: