JakartaGreater.com – Kontraktor pertahanan terkemuka AS, Lockheed Martin mengumumkan pada tanggal 4 September bahwa semua armada F-16 masa depan akan dibangun di India oleh mitra lokalnya, Tata Advanced Systems Limited, seperti dilansir dari laman Reuters.
“Produksi armada F-16 di India akan memperkuat kemitraan strategis bagi Lockheed Martin dengan Tata dan dukungan atas Make in India”, sebut perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Armada jet tempur multiperan F-16 Block 70 Lockheed Martin saat ini diproduksi di sebuah fasilitas di Israel. Produksi dijadwalkan akan dipindahkan ke kota Hyderabad India pada 2020. “Semua wing F-16 global akan dibangun di fasilitas Hyderabad”, menurut perwakilan Lockheed Martin.
Pengumuman oleh perusahaan tersebut dilakukan dua hari sebelum pertemuan pertama yang disebut “dua-plus-dua” antara Menteri Pertahanan AS Jim Mattis, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Menteri Pertahanan India Nirmala Sitharaman dan Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj di New Delhi pada tanggal 6 September.
Subjek utama diskusi adalah untuk memperdalam pertahanan dan kerjasama strategis antara India dan Amerika Serikat. Departemen Perdagangan AS menetapkan India sebagai Negara Pengecer Perdagangan Strategis Tingkat 1 pada bulan Agustus, yang memberikan akses kepada New Delhi ke lebih banyak produk pertahanan AS.
Pengumuman Lockheed Martin tersebut tak mengejutkan. Lockheed Martin dan Tata Advanced Systems Limited menyimpulkan sebuah perjanjian pada bulan Juni 2017 yang menegaskan niat perusahaan untuk mendirikan fasilitas produksi bersama untuk jet tempur F-16 Block 70 di India jika Kementerian Pertahanan India memilih pesawat itu untuk Angkatan Udara India (IAF).
“F-16 Blok 70 sangat ideal untuk memenuhi kebutuhan pesawat tempur bermesin tunggal Angkatan Udara India dan kemitraan industri AS-India yang tak tertandingi ini secara langsung mendukung inisiatif India untuk mengembangkan kapasitas kedirgantaraan dan pertahanan swasta di India”, sebut pernyataan Lockheed Martin pada bulan Juni 2017.
Sebelumnya IAF mengeluarkan permintaan informasi (RFI) yang sudah lama ditunggu-tunggu kepada vendor global untuk pengadaan 110 unit jet tempur pada April 2018.
“Tender akan terbuka untuk jet tempur bermesin tunggal dan bermesin ganda. Menurut RFI, IAF berusaha untuk memperoleh jet tempur kursi tunggal 82-83 unit (75 persen) dan varian kursi tandem 27-28 unit (25 persen)”, menurut isi RFI.
Dari 110 unit pesawat, sebanyak 16-17 unit (15 persen) harus dibeli dalam kondisi terbang jauh, sedangkan sisanya akan dibangun di India di bawah kerangka Prosedur Pengadaan Pertahanan Departemen Pertahanan India (Dephan) 2016 untuk memfasilitasi pembuatan perangkat keras militer secara lokal.
Di samping Lockheed Martin, produsen pesawat Swedia Saab, perusahaan pertahanan Prancis Dassault Aviation dan konsorsium Eurofighter akan berpartisipasi dalam tender itu. Boeing dan Saab mengumumkan bahwa mereka akan mendirikan fasilitas produksi di India seandainya pesawat mereka – Super Hornet dan Gripen-E – dipilih oleh Menhan India.