Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Iran Tidak Pernah Minta Bertemu dengan Presiden Donald Trump

5bfa5 trump and rouhani 784x441 1
U.S. President Donald Trump and Iran’s President Hassan Rouhani (Photo: wikimedia commons)

Jenewa, Jakartagreater.com – Iran tidak meminta bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Bahram Qassemi pada Jumat 21-9-2018, kata kantor berita IRNA, dirilis Antara.

Kantor berita asing melaporkan bahwa Iran meminta pertemuan seperti itu dalam sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dimulai pada pekan ini, dengan mengutip keterangan Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, kata IRNA.

IRNA tidak menyebutkan nama kantor berita asing tersebut. Presiden Iran Hassan Rouhani dijadwalkan berpidato di Majelis Umum pada pekan depan, kata media pemerintah Iran tersebut. “Republik Islam Iran tidak pernah mengajukan permintaan bertemu dengan Trump,” kata Qassemi.

Ketegangan Iran dengan Amerika Serikat meningkat sesudah Trump mundur dari kesepakatan nuklir banyak pihak pada Mei 2018 dan memberlakukan kembali hukuman terhadap pada Republik Islam itu pada bulan lalu.

Iran pada Kamis 20-9-2018 membalas tawaran perundingan Amerika Serikat, dengan menyatakan Washington melanggar kesepakatan besar terkini, yang mereka sepakati, kesepakatan nuklir pada 2015. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik diri dari kesepakatan itu, yang menahan kegiatan atom Iran sebagai imbalan atas kelonggaran hukuman, pada Mei, dengan menyatakan itu tidak cukup.

Utusan khusus Amerika Serikat untuk Iran, Brian Hook, pada Rabu 18-9-2018 menyatakan Washington sekarang ingin merundingkan perjanjian, yang mencakup pembuatan peluru kendali balistik Teheran dan tingkah lakunya di kawasan.

Hook menyatakan kesepakatan baru itu, yang ingin ditandatangani Washington dan Iran, tidak akan menjadi perjanjian pribadi dua pemerintah seperti yang terkini. “Kami mengupayakan perjanjian,” katanya.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memakai Twitter untuk membantah penyebutan kesepakatan terkini sebagai “kesepakatan pribadi”, dengan menyatakan itu adalah perjanjian antarbangsa, yang diabadikan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (resolusi Dewan Keamanan).

“AS melanggar kewajiban perjanjiannya juga, rupanya, AS hanya mengolok-olok seruan untuk perdamaian,” tambahnya dalam pesan itu, yang melekat pada video pengunjuk rasa, yang naik ke panggung setelah pidato Hook, berteriak bahwa hukuman itu menyakitkan rakyat Iran.

Lima kekuatan lain dunia, yang menandatangani perjanjian pada 2015 dengan Iran -Prancis, Jerman, Inggris, Cina dan Rusia- mencoba menyelamatkannya, dengan menyatakan menawarkan kesempatan terbaik untuk menghentikan Iran mengembangkan bom nuklir. Teheran menyatakan kerja nuklirnya adalah untuk pembangkit listrik dan tujuan damai lain.

Share:

Penulis: