JakartaGreater.com – Pasukan Rudal Strategis Rusia (RVSN) sedang mempertimbangkan konsekuensi penarikan mundur Amerika Serikat (AS) dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF), kata Komandan RSVN, Jenderal Sergei Karakaev seperti dilansir dari laman Sputnik pada hari Senin.
“Dampak dari konsekuensi mundurnya AS pada Perjanjian INF, dan penyebaran rudal jarak menengah AS di Eropa dan ancaman baru terhadap keamanan kami terkait dengan ini, tidak diragukan lagi diperhitungkan ketika merencanakan penggunaan tempur Pasukan Rudal Strategis”, kata Karakaev.
Pada saat yang sama, ia mencatat bahwa tujuan pencegahan nuklir strategis dari Pasukan Rudal Strategis Rusia (RSVN) akan tetap sama dan tidak berubah.
Perjanjian INF ditandatangani pada 1987 antara Uni Soviet dan Amerika Serikat yang mana mewajibkan kedua pihak untuk menghancurkan rudal balistik dan rudal jelajah darat yang jangkauannya berkisar antara 500 – 5.500 kilometer.
Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia dan Amerika secara teratur menuduh satu sama lain telah melanggar Perjanjian INF. Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa ia secara ketat mematuhi kewajibannya berdasarkan kontrak.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mencatat bahwa Moskow memiliki pertanyaan yang sangat serius mengenai implementasi perjanjian tersebut oleh Amerika Serikat. Pada awal Desember, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa Amerika Serikat akan menangguhkan ketaatannya pada Perjanjian INF dalam 60 hari kecuali Rusia kembali ke mematuhi secara penuh dengan perjanjian tersebut.
Moskow berulang kali membantah tuduhan AS bahwa Rusia telah melanggar perjanjian INF. Pada gilirannya, Moskow telah mengeluhkan bahwa peluncur pada sistem pertahanan AS di Eropa dapat menembakkan rudal jelajah pada jarak yang melanggar ketentuan INF.