Kapal selam Kilo Rusia (foto : Common Wikipedia)
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengecam pernyataan AS yang memperingatkan Filipina agar tidak membeli kapal selam Kilo dari Rusia.
Duterte menuduh AS hanya menjual senjata bekas kepada sekutunya (Filipina) yang membahayakan nyawa pasukan Filipina, rilis media setempat – Rappler.
“Mengapa kamu tidak menghentikan negara-negara lain di Asia? Mengapa kamu menghentikan kami? Siapa yang akan memperingatkan kami ?” tanya Duterte pada 17 Agustus 2018, di sebuah acara di kota Davao, “Anda memberi kami kapal selam, kapal itu akan meledak.”
Duterte menegaskan bahwa AS mengirim helikopter “bekas” NATO yang “berkarat” dan mengklaim kondisi buruk dari helikopter tersebut menyebabkan kematian pasukan Filipina.
“Begitukah caramu memperlakukan sekutu dan kau ingin kami tinggal bersamamu selamanya?” Duterte bertanya. “Kamu ingin kami tetap mundur. Vietnam punya 7 kapal selam, Malaysia punya 2, Indonesia punya 8 (5 existing dan 3 perencanaan batch kedua PT PAL -redaksi). Kami sendiri tidak punya (kapal selam). Kamu belum memberi kami apa pun.”
Ledakan terbaru Duterte dipicu oleh peringatan yang dikeluarkan oleh Randall Schriver, Asisten Sekretaris Departemen Pertahanan AS untuk Urusan Keamanan Asia dan Pasifik pada 16 Agustus 2018.
Melihat minat Filipina yang ingin membeli kapal selam Rusia, Randall Schriver menyatakan, Filipina harus memikirkannya dengan sangat hati-hati.
“Jika mereka (Filipina) akan melanjutkan dengan membeli peralatan utama Rusia, saya tidak berpikir itu hal yang bermanfaat untuk dilakukan dalam aliansi dan saya pikir pada akhirnya kami bisa menjadi mitra yang lebih baik daripada Rusia.”
Ketertarikan pada sistem senjata Rusia telah membuat tegang hubungan antara AS dan sejumlah sekutu dan mitranya dalam beberapa bulan terakhir.
Ketika Duterte mengupayakan kebijakan luar negeri yang independen yang seringkali tidak selaras dengan kepentingan AS, Filipina semakin berupaya mengembangkan hubungan pertahanan dengan Rusia. Negara Filipina sedang mencari kapal selam Rusia karena terlihat memodernisasi militernya.
“Untuk sebuah negara dengan wilayah maritim khususnya negara kepulauan, pertahanan nasionalnya tidak lengkap tanpa kapal selam,” kata Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana pada awal 2018, tulis Philippine Star.
WearetheMighty