Juru bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, mengatakan kemungkinan pembelian sistem rudal Patriot negaranya dari Amerika Serikat tidak akan mempengaruhi kesepakatan dengan Rusia untuk membeli sistem rudal S-400.
“Kami tidak menutup pintu ke Patriot; itu semua tergantung pada harga, kemungkinan transfer teknologi, produksi bersama dan empat atau lima poin penting lainnya … Kami telah menerima penawaran terbaik dari Rusia. Jika Amerika Serikat memberi kami kondisi yang baik, kami juga akan mengevaluasi mereka,” kata Kalin pada konferensi pers di ibukota Turki, Ankara, Senin.
Juru bicara itu juga menggarisbawahi bahwa pembelian rudal AS senilai 3,5 miliar USD bukanlah alternatif dari sistem S-400 Rusia.
“Pengiriman sistem S-400 [buatan Rusia] tidak akan terpengaruh, dan akan dimulai pada 2019. Ini bukan alternatif, tetapi dua proses paralel,” Ibrahim Kalin menekankan.
Pada pekan lalu, Kremlin mengumumkan tidak ada hubungan antara kemungkinan pembelian sistem rudal darat-ke-udara (SAM) di Turki oleh Turki dan sistem rudal pertahanan udara S-400 buatan Rusia yang dibangun oleh Rusia, mengatakan bahwa Moskow sedang dalam proses memenuhi persyaratan kesepakatan dengan Ankara.
Moskow dan Ankara menyelesaikan kesepakatan mengenai pengiriman sistem rudal S-400 pada Desember 2017. Kesepakatan itu telah menimbulkan keprihatinan di antara beberapa sekutu NATO Turki, yang mengklaim baterai rudal tidak kompatibel dengan yang ada di aliansi militer dan bahwa pembelian dapat membahayakan akuisisi Ankara atas jet tempur F-35.
S-400, yang bernama lengkap Triumf Mobile Multiple Anti-Aircraft System (AAMS), merupakan sistem rudal Rusia canggih yang dirancang untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan pesawat, drone, atau rudal sejauh 402 kilometer. Sebelumnya telah dijual hanya ke Cina dan India.
Turki berusaha untuk meningkatkan pertahanan udaranya, terutama setelah Washington memutuskan pada 2015 untuk menarik sistem rudal darat-ke-udara Patriot dari perbatasan Turki dengan Suriah, sebuah langkah yang melemahkan pertahanan udara Turki.
Sebelum condong ke Rusia, militer Turki dilaporkan keluar dari kontrak senilai 3,4 miliar USD untuk sistem Cina yang serupa. Penarikan itu terjadi di bawah tekanan yang konon dari Washington.
Sumber: presstv.com