Jakartagreater.com – LAPAN dan PT Dirgantara Indonesia telah melakukan uji kelayakan untuk program pengembangan pesawat N219 Amfibi. “Proses pengembangan pesawat N219 Amfibi akan dimulai setelah selesainya tahap sertifikasi pada tahun 2019 dengan dilakukannya pengembangan float dan peningkatan basic pesawat”, ujar Kepala Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Gunawan Setyo Prabowo saat memaparkan sosialisasi hasil uji kelayakan di Pustekbang, Rumpin, Bogor, Kamis, 20-12-2018, dirilis situs Lapan.
Pada tahun 2019-2020 merupakan proses awal untuk memodifikasi float agar pesawat ini dapat mendarat dan mengapung di permukaan air, “pesawat ini direncanakan mulai diuji coba terbang pada tahun 2022 dan diharapkan Indonesia akan menjadi pemimpin dalam penggunaan pesawat jenis Amfibi di regional asia tenggara, sehingga akses wilayah terpencil di Indonesia dapat terjangkau”, ujar Gunawan.
LAPAN bersama PT DI telah melakukan feasibility study, baik berupa survei untuk pengoperasian pesawat Amfibi, marketing, dan engineering. Dalam hal ini, BPPT digandeng melakukan pengujian model pesawat Amfibi yang telah dirancang. Pengujian yang dilakukan berupa wind tunnel test dan hydrodynamic test team.
Project Manager N219A, Budi Sampurno mengatakan rancangan pesawat Amfibi ini direncanakan dapat memenuhi kebutuhan transportasi nasional yang cocok dengan wilayah kepulauan di Indonesia. “ Pesawat ini dapat menjangkau objek potensi wisata bahari karena karena mampu lepas landas dan mendarat di air. Wisata bahari di Indonesia diharapkan akan makin meningkat dengan adanya pesawat amfibi ini”, jelas Budi.
Rencana pengembangan pesawat N219 ini sejalan dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035 Pengembangan pesawat N219 merupakan bagian dari tanggungjawab LAPAN sebagai pemegang amanah undang-undang nomor 8 tahun 2018 tentang kebijakan industri nasional dan undang-undang nomor 1 tahun 2009 tentang penerbangan.