F-14 Tomcat Iran (foto : Common Wikipedia)
Bersama dengan Rusia dan Cina, Iran tampaknya menjadi salah satu penentang Amerika Serikat yang paling mungkin dalam konflik di masa depan. Setelah Amerika menarik diri dari program sistem nuklir dan mengembalikan sanksi kepada Iran, hubungan kedua negara menjadi lebih buruk.
Teheran, seperti sebelumnya, secara aktif mengembangkan program misilnya, yang menurut Israel, membantu Hamas serta Presiden Suriah Bashar Asad.
Dan baru-baru ini, Iran mengupgrade dan meningkatkan pesawat tempur F-14 Tomcat buatan Amerika Serikat. F-14 dilengkapi rudal udara-ke udara Phoenix, senjata satu-satunya yang bisa merontokkan pembom Tu-22 dan Tu-160 Rusia.
F-14 oleh Angkatan Laut AS sudah dinonaktifkan dan digantikan oleh F / A-18 Superhornet, yang meski lebih modern, tetapi memiliki radius tempur yang lebih kecil.
Tidak seperti AS, Iran masih mengoperasikan F -14. Sebagai gantinya, avionik baru dipasangkan pada 20 pesawat tempur F-14 Iran.
Sebelum Revolusi Islam 1979, Teheran berhasil membeli 80 jet tempur F-14, serta 714 rudal jarak pendek AIM-54A. Kemudian Amerika Serikat berhenti memasok senjata, dan memberikan Iran sanksi dan embargo berat.
Modernisasi F-14 secara serius mengkhawatirkan Barat, Amerika Serikat mungkin menyadari bahwa pilot Amerika Serikat suatu saat harus berurusan dengan F-14 Tomcat, dan bahkan dengan puluhan pesawat tempur MiG-29 era Uni Soviet, yang juga milik Angkatan Udara Islam.
F-14 Iran, meski mungkin dilengkapi dengan avionik yang relatif baru, hampir tidak memiliki peluang hidup saat berhadapan dengan F-22.
F-22 dilengkapi dengan radar multifungsi AN / APG-77 dan sistem peperangan elektronik AN/ ALR-94 akan mendeteksi F-14 Iran pada jarak beberapa puluh kilometer. Pada saat itu, pilot F-14 Iran bahkan tidak mencurigai pesawatnya telah ditemukan F-22.
Setelah menangkap target, pilot F-22 akan dapat menggunakan roket AIM-120D AMRAAM dengan jangkauan hingga 180 kilometer. Rudal dapat dilepas pada kecepatan Mach 1,5 pada ketinggian lebih dari 15 kilometer. Bagi pilot Iran ini akan menjadi kejutan yang sempurna.
Bahkan jika F-14 ternyata berada pada jarak dekat 300-400 meter, F-22 masih memiliki rudal jarak dekat AIM-9X Sidewinder dan meriam Vulcan 20mm.
Pada latihan perang udara Red Flag dan Norhern Edge, pilot F-22 secara khusus belajar untuk bertarung dogfight jarak dekat, menggunakan keunggulan silumannya dan terus mengalahkan pesawat tempur generasi keempat.
Dalam pertempuran jarak dekat, F-22 juga memiliki keunggulan luar biasa. F-22 sangat bermanuver dan stabil sehingga pilot F-14 Iran tidak akan bisa menangkap target. Namun, tetap akan ada beberapa peluang bagi pilot F-14, karena situasi dalam pertempuran udara tidak selalu dapat diprediksi.
Utro