Sistem rudal pertahanan udara jarak pendek Yitian
Baru-baru ini, Angkatan Darat Laos memamerkan peralatan militer modern generasi terbaru yang dibeli dari berbagai negara.
Selain senjata buatan Rusia seperti pesawat latih Yak-130, tank “White Eagle” T-72B, jumlah persenjataan yang dibeli dari Tiongkok juga meningkat drastis.
Bahkan, sejak tentara Pasukan Khusus Laos berbaris dengan senapan QBZ-97B, tren perubahan porsi persenjataan buatan Tiongkok diwarnai “kejutan” dengan dipamerkannya sistem Self-Propelled Howitzer CS / SH1.
Dan yang paling mengejutkan, dalam persiapan parade memperingati hari Angkatan Barsenjata yang ke-70, sistem rudal pertahanan udara Yitian (Tianlong 6) muncul.
Kompleks sistem rudal anti pesawat Yitian terdiri dari peluncur rudal dan sistem radar yang dipasang pada sasis kendaraan lapis baja WZ-551 beroda enam yang dibuat oleh Northern Industry Industry Group – NORINCO di Tiongkok.
Sistem ini dilengkapi dengan 8 tabung rudal darat ke udara jarak dekat Tianlong 6, yang merupakan versi modifikasi dari rudal udara ke udara TY-90 (Sky Swallow-90) dengan jangkauan efektif 300-6.000 m, operasi tempur tinggi 4.000 m.
Sistem penembakan rudal TY-90 adalah radar array pasif multi-fungsi yang ditempatkan di bagian atas sasis WZ-551, Kendaraa lapis baja ini mempertahankan senapan mesin berat 12,7 mm yang berfungsi melindungi kendaraan dari serangan infanteri musuh.
Sistem rudal anti-pesawat jarak pendek Yitian buatan Tiongkok dinilai lebih unggul secara teknis dari Strela-10 yang sudah dimiliki Laos baik dalam hal jangkauan serang maupun akurasi radar.
Namun di masa depan, Tentara Rakyat Laos tidak akan menghilangkan Strela-10 dan menggunakannya bersama dengan sistem rudal Yitian, yang akan menjadi dua kendaraan yang berperan melindungi armada unit lapis baja.
Investasi besar oleh militer Laos dalam pertahanan anti udara adalah kebijakan yang tepat, setelah sebelumnya Laos menerima tank T-72B White Eagle dan menambahkan lagi kemungkinan pembelian lebih banyak persenjataan modern lainnya.