Pembom Tu-160 (foto : Common Wikipedia)
Benarkah AS tidak terlalu khawatir dengan rencana Rusia untuk membangun pangkalan udara di kepulauan Karibia milik Venezuela?
AS sangat mungkin dapat mencegah, dan jika perlu mengalahkan segala ancaman yang mungkin ditimbulkan oleh pesawat pembom Rusia di pangkalan tersebut.
Namun, Rusia sangat senang dengan prospek penempatan pesawat pembom strategis Tu-160 yang ditempatkan di pulau Orchila, Venezuela. Pesawat Tu-160 melakukan latihan di wilayah itu minggu lalu, dan media TASS Rusia mencatat bahwa Kolonel Eduard Rodyukov mengatakan “kedatangan pembom strategis Tu-160 Rusia ke Amerika Tengah adalah semacam sinyal bagi Trump agar menyadari bahwa meninggalkan perjanjian pelucutan nuklir memiliki efek boomerang bagi AS”, dirilis situs Washingtonexaminer.com, 17/12/2018
Pengamat asal AS menilai, penyebaran Orchila tidak masuk akal bagi Rusia selain hanya memperparah perekonomian Rusia sendiri. Penempatan tersebut akan semakin memperberat anggaran militer Rusia yang sudah terpotong, tanpa memberikan ancaman strategis ke AS.
Misalnya, Pulau Orchila masih berjarak 1.320 mil dari wilayah benua AS terdekat, Florida. Selain itu, Tu-160 adalah pesawat tua yang sangat rentan dari sergapan pesawat tempur generasi keempat AS seperti F-16, apalagi fighter generasi kelima F-22 atau F-35.
Sementara Rusia dapat mengerahkan jet tempur paling mutakhir untuk mengawal Tu-160. Su-35 mampu melakukan segala jenis pengawalan udara yang efektif namun mahal untuk digunakan dan dikerahkan. Biaya akan semakin mahal karena untuk mendukung Su-35 yang terbang dari Orchila akan membutuhkan pesawat pengisian bahan bakar udara.
Kecuali jika Su-35 bisa mendarat di Kuba, yang hampir pasti akan mengakibatkan tindakan balasan AS yang merugikan Kuba. Jadi pembom Tu-160 kemungkinan akan beroperasi sendiri tanpa pengawalan udara. Jika itu yang dilakukan Rusia, Tu-160 hanya akan menjadi seperti “daging sapi terbang” yang sangat mudah dijadikan target pesawat tempur AS.