Su-35 (foto : Common Wikipedia)
Rusia sampai saat masih belum memproduksi secara massal pesawat tempur generasi lima Su-57, dan sepertinya menjadikan Su-35 sebagai fighter penting di Angkatan Udara Rusia.
Pada 29 Desember 2018, pabrikan Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association (KnAAPO) menyerahkan dua pesawat tempur Su-35 kepada Angkatan Udara Rusia.
Pesawat tempur Su-30SM sebelumnya menjadi pesawat tempur utama dan paling banyak diproduksi oleh pabrikan pesawat Rusia, kini sepertinya peran itu secara bertahap sedikit digantikan oleh Su-35.
Selama tahun 2016 – 2017 Angkatan Udara Rusia hanya menerima 20 unit pesawat tempur Su-35S. Namun pada tahun 2018 jumlah ini melonjak menjadi 60 unit, sehingga jumlah total pejuang Su-35 yang diterima Rusia menjadi 80 unit pesawat.
Para jenderal Rusia mengklaim, disaat Su-57 belum benar-benar siap bergabung bersama Angkatan Udara Rusia, Su-35 saat ini yang menjadi pesawat tempur kunci yang memenuhi semua persyaratan perang udara modern, bahkan melampaui pesawat tempur pesaing buatan AS, Inggris dan Eropa.
Sensor utama Su-35 adalah radar radar pasif pindai elektrolis Irbis dengan jangkauan deteksi target hingga 400 km, dikombinasikan dengan perangkat pemindai dan penjejak infra merah OLS-35 yang mampu mendeteksi jejak panas pesawat tempur siluman.
Su-35 juga dilengkapi dengan mesin dengan kontrol vektoring 3 dimensi (3D TVC) AL-41F1S untuk manuver dan pergerakan yang sangat fleksibel.
Selain itu Su-35 juga dapat dilengkapi dengan sebagian besar persenjataan rudal udara ke udara dan udara ke permukaan paling kuat yang dimiliki Rusia.