Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Incar Cina, AS Akan Latihan Rudal di Okinawa

c39e4 lockheed lrasm render
Rudal anti-kapal jarak jauh mutakhir LRASM buatan Amerika Serikat © Lockheed Martin

Militer Amerika Serikat (AS) akan melakukan latihan rudal pertama di sekitar pulau Okinawa, Jepang, tahun ini, menurut sebuah laporan pada Kamis. Rencana ini keluar ketika Washington berusaha untuk melawan Cina yang semakin tegas.

Militer AS telah mengatakan kepada Jepang bahwa pihaknya berencana untuk mengerahkan rudal darat-ke-kapal di Okinawa yang penting secara strategis, Sankei Shimbun melaporkan, tanpa mengutip sumber.

Latihan itu akan melibatkan peluncur roket bergerak yang dipandang sebagai langkah balasan terhadap serangan potensial dari rudal balistik darat-ke-laut Tiongkok, kata surat kabar itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, kapal perang Cina sering berlayar melalui perairan dekat Okinawa, tempat sebagian besar pasukan AS di Jepang berpangkalan.

Para ahli mengatakan aktivitas maritim Cina yang semakin aktif adalah bagian dari rencana untuk membangun kendali perairan di dalam yang disebut “rantai pulau pertama” yang menghubungkan Okinawa, Taiwan dan Filipina.

Beberapa analis meyakini Beijing berupaya mengakhiri dominasi militer AS di Pasifik barat dengan mengerahkan kendali rantai pulau kedua yang menghubungkan rantai pulau Ogasawara selatan Jepang, wilayah AS di Guam, dan Indonesia.

Pembentukan militer Cina yang cepat telah membuat tetangga-tetangga Asia gelisah, dengan kepala pertahanan Jepang tahun lalu mengatakan Cina “secara sepihak meningkatkan” kegiatan militernya pada tahun sebelumnya.

Beijing menegaskan kegiatan itu untuk pertahanan diri.

Meskipun persaingan militer meningkat, AS dan Cina adalah mitra dagang terbesar masing-masing dan Cina adalah salah satu pemegang utang nasional AS terbesar.

Namun, ketidakseimbangan perdagangan bilateral besar-besaran telah menyebabkan gesekan antara dua ekonomi utama dunia, dengan Washington dan Beijing memberlakukan tarif tit-for-tat pada lebih dari 300 miliar USD barang dalam total perdagangan dua arah tahun lalu.

Sumber: Dailymail

Share:

Penulis: