Indonesia memulai kembali pembayarannya untuk proyek pengembangan pesawat tempur bersama Korea Selatan bulan lalu setelah penundaan selama setahun, ungkap Korea Aerospace Industries Co. (KAI), satu-satunya pabrikan pesawat di Korea Selatan, Rabu 2 Januari 2019.
Akhir bulan lalu, Kementerian Pertahanan Indonesia membayar 132 miliar won di bawah kontrak 2016 untuk memikul 20 persen biaya pengembangan untuk proyek pesawat tempur KF-X senilai 7,9 triliun won (US$ 7,05 miliar) sebagai bagian dari upaya Indonesia untuk mendapatkan pesawat tempur untuk Angkatan Udaranya sendiri.
Negara Asia Tenggara itu tidak melakukan pembayaran sejak awal tahun 2017, memicu kekhawatiran bahwa Indonesia dapat menarik diri dari proyek KF-X.
“Melalui pembayaran terbaru (dari Indonesia), kami dapat menghilangkan kekhawatiran tentang potensi keluarnya Indonesia dari proyek, dan kami berharap Indonesia untuk berpartisipasi aktif,” kata KAI dalam siaran persnya.
Korea Selatan berupaya untuk secara lokal membangun pesawat tempur baru untuk menggantikan armada F-4 dan F-5 yang sudah tua.