Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Rusia Siapkan Peluncur Misil Berbasis AI

56097 rusia ranpur 9k51m tornado g
Sistem peluncur roket multilaras (MLRS) 9K51M Tornado-G buatan Rusia © Vitaly V. Kuzmin via Wikimedia Commons

JakartaGreater.com – Demi mengurangi tenaga manusia dalam pengoperasian senjata, para teknisi sedang membangun monster metal yang mampu bertugas di medan perang tanpa campur tangan manusia, seperti dilansir dari laman Russia Beyond.

Sistem peluncur roket multilaras (MLRS) Tornado-G merupakan salah satu senjata berbasis kecerdasan buatan pertama Rusia, demikian diungkapkan direktur pengelola pabrik senjata NPO Splav Alexander Smirnov kepada awak media Rusia pada awal Desember lalu.

“Benar, sistem generasi pertama seperti Grad dan Smerch memiliki perangkat otomatisasi yang minim. Sulit untuk menghitung dengan tepat angka robotisasi di setiap kompleks misil yang ada, tapi saya bisa bilang bahwa sistem yang telah dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir, Tornado-G dan Tornado-S, telah dilengkapi unsur-unsur yang dapat membentuk dasar dari MLRS ter-robotisasi pada masa depan”, katanya.

Menurut Smirnov, MLRS Tornado-G kini dilengkapi sistem pembidik otomatis dan kendali penembakan, serta fasilitas pengaturan dan peluncuran. Sederhananya, senjata-senjata ini mampu secara mandiri melakukan misi tempur: penargetan, pengenalan, penguncian dan semuanya hingga misil-misil diluncurkan.

038b3 rusia mlrs tornado g
Sistem peluncur roket 9K51M Tornado-G dengan 40 peluncur © Vitaly V. Kuzmin via Wikimedia Commons

Sistem kecerdasan buatan alias AI dari robot ini telah memiliki pangkalan data target, yang berisi penampilan, pergerakan, radiasi panas dan lain sebagainya. Lewat algoritma mandiri, akan selalu ada pembaruan, penambahan dan perluasan ke pangkalan data ini. Selain hal ini para teknisi bisa meningkatkan modul dengan metode deteksi tambahan berdasarkan suhu, spektrum inframerah, dan lain-lain.

Namun, pada tahap pengembangan saat ini, keputusan untuk menembak target hanya dapat dilakukan oleh manusia yang mengoperasikannya. Meski sistem kecerdasan buatan mampu melakukannya, para petinggi militer belum siap untuk mengizinkan hal itu.

Para teknisi mengatakan bahwa “otak” dari mesin ini akan semakin maju seiring waktu. Ia secara mandiri mempelajari lingkungan dan melengkapi pangkalan data dengan informasi tentang musuh dan sekitarnya.

Semua teknologi ini akan semakin canggih dalam beberapa dekade mendatang. Dan ketika saatnya tiba, peranan manusia di medan perang baik medan pertempuran darat, laut, atau udara akan digantikan oleh mesin.

Senjata-senjata “pintar” pertama ini sudah mulai digunakan di jajaran militer Rusia dan AS.

Share:

Penulis: