JakartaGreater.com – Peruasahaan Raptor Aviation yang berbasis di Amerika Serikat telah mengejutkan dengan penjualan pesawat tempur MiG-29UB berkursi tandem seharga $4,65 juta, seperti dilansir dari lama The Avionist pada hari Senin.
Sebelum dijual secara resmi oleh Raptor Aviation, jet tempur berkursi tandem MiG-29UB itu terdaftar dioperasikan di Henderson, Nevada, yang berlokasi tak jauh dari sekolah pelatihan dan pengujian terbesar Angkatan Udara AS (US Air Force).
“Kami telah menerima beberapa proposal yang serius membeli pesawat ini”, kata Albert Heidinger, perwakilan dari Raptor Aviation.
Meskipun tidak mengungkapkan pelanggan tertentu dari pejuang tersebut, tetapi menurut pengumuman perusahaan, pihak yang menginginkan MiG-29UB bisa jadi penggemar berat, perusahaan swasta yang berspesialisasi dalam peran dalam latihan militer AS atau angkatan udara dari negara-negara yang mengoperasikan seri MiG-29.
Menurut informasi yang diterbitkan secara publik oleh Raptor Aviation, MiG-29UB berkursi tandem itu diproduksi pada tahun 1986 di pabrik Kalyazinsky di Moskow utara. Pesawat ini masih relatif baru dengan total 818 jam terbang sejak diproduksi, dan baru-baru ini pesawat telah dirombak di pabrik perbaikan pesawat Lviv, Ukraina.
Jet tempur MiG-29UB dicat biru abu-abu dengan lambang bintang Angkatan Udara Rusia dan nomor 37 setelah proses perbaikan. Semua sistem kendali tembak dan sensor dihapus untuk memenuhi standar Angkatan Udara AS.
Menanggapi adanya tawaran dari AS untuk menjual MiG-29UB, pakar militer Tom Demerly berkomentar: “Sebuah pejuang generasi ke-4 yang kuat dan diperbarui dijual seharga $ 4,65 juta sebagai kesepakatan yang bagus untuk para pembeli”.
Harga jet tempur MiG-29 yang baru adalah sekitar $ 11 – 20 juta, sementara pesawat tempur FC-1 Xiaolong buatan China dengan kinerja yang buruk harganya hampir 5 kali lebih mahal daripada MiG-29UB yang ditawarkan tersebut.
Berbicara tentang alasan mengapa AS menjual sebuah pejuang yang seharusnya sangat sulit bagi AS untuk mendapatkannya, para ahli mengatakan bahwa kemungkinan yang menjadi alasan adalah bahwa MiG-29 bukanlah pejuang utama di Angkatan Udara Rusia, terlebih penggunaan MiG-29 dalam pelatihan Angkatan Udara AS mungkin sudah tidak diperlukan.