JakartaGreater.com – Pemerintah Bulgaria telah setuju rencana untuk memulai pembicaraan dengan Amerika Serikat mengenai pembelian 8 unit jet tempur F-16 baru sebagai pengganti armada MiG-29 buatan Soviet yang sudah tua dan meningkatkan kepatuhan sesuai standar NATO, kata Menteri Pertahanan Bulgaria pada hari Rabu, seperti dilansir dari Reuters.
Kesepakatan untuk F-16V Blok 70 buatanLockheed Martin akan bernilai sekitar 1,8 miliar leva atau $ 1,1 miliar, merupakan pengadaan militer terbesar untuk Bulgaria sejak jatuhnya pemerintahan Komunis sekitar 30 tahun yang lalu.
Keputusan itu masih membutuhkan persetujuan parlemen.
Penawaran lain termasuk Swedia dengan jet tempur Gripen baru buatan Saab, Italia dengan pesawat Typhoon bekas buatan Erofighter. Pejabat senior dari Kementerian Pertahanan dan militer mengatakan bahwa F-16 adalah pesawat tempur multi-peran yang telah teruji dalam pertempuran dan memiliki umur panjang.
Sebelumnya Kemenhan Bulgaria mengatakan bahwa AS tak memerlukan adanya lisensi dan perjanjian tambahan untuk memasok dengan persenjataan dan lisensi yang diperlukan itu, tidak seperti yang telah ditawarkan oleh Swedia dan Italia.
“Pemerintah mengusulkan kepada parlemen untuk mengizinkannya memulai pembicaraan dengan Amerika Serikat guna memperoleh pesawat tempur baru”, kata Menteri Pertahanan Krasimir Karakachanov kepada wartawan.
Pemerintah koalisi kanan-tengah memiliki suara mayoritas dengan selisih tipis di parlemen, yang diperkirakan akan memilih langkah minggu depan.
Rencana tersebut telah memacu debat politik yang panas dinegara Laut Hitam dengan para pendukung memuji itu sebagai pilihan strategis bagi Bulgaria, yang tetangga NATO-nya pun menerbangkan F-16, sementara para kritikus menuduh bahwa pemerintah telah melanggar aturan tender.
Pada hari Selasa, Gedung Putih mengatakan bila Amerika Serikat siap bekerjasama dengan pemerintah Bulgaria untuk menyesuaikan kesepakatan yang sesuai persyaratan anggaran dan operasional Angkatan Udara Bulgaria. Tawarannya saat ini melebihi batas perkiraan tender, kata para pejabat.
“Kami percaya bahwa F-16 Blok 70 menawarkan kombinasi terbaik dari harga, kemampuan dan interoperabilitas bagi Bulgaria dengan Angkatan Udara NATO”, kata pemerintah AS.
Presiden Bulgaria Rumen Radev dan mantan Kepala Staf Angkatan Udara Bulgaria sering mengkritik langkah Perdana Menteri Boyko Borissov, diyakini mendukung upaya Swedia dan telah mengkritik proses tender sebagai cacat.
Para kritikus mempertanyakan apakah AS dapat mengirimkan dua jet tempur F-16 pertama dalam waktu dua tahun seperti yang disyaratkan dan menunjuk bahwa dalam proposal AS pembayaran dilakukan setelah kontrak di teken padahal skema pembayaran jangka panjang lebih disukai dalam persyaratan tender.
Weden telah menyatakan kekecewaan atas keputusan tersebut dan mengatakan tawarannya jauh di bawah perkiraan anggaran, disediakan untuk pembayaran yang ditangguhkan serta siap untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Udara Bulgaria tepat waktu.
Pertanyaan soal pesawat tempur mana yang harus dibeli telah mengganggu pemerintahan di Bulgaria berturut-turut selama lebih dari satu dekade. Perdana Menteri Borissov pun telah meluncurkan kembali tender pada bulan Juli, setelah komisi parlemen memutuskan bahwa proses sebelumnya yang mendukung jet tempur Gripen, harus ditinjau.