Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan kepada AFP bahwa tiga kapal perang Cina telah tiba di Pelabuhan Sihanoukville di Kamboja barat pada hari Rabu untuk kunjungan empat hari.
“Tujuan kunjungan itu adalah untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama militer, terutama antara angkatan laut dari kedua negara,” kata juru bicara itu.
Kapal perang itu, milik Komando Teater Utara Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat, termasuk Wuhu dan Handan, sepasang frigate berpemandu Tipe 054A, serta Dongpinghu, kapal penyuplai besar.
#Cambodia: Three Chinese naval ships arrive in Sihanoukville this morning for a port of call visit. The trio are parts of the #PLA Navy's Northern Theatre Command with assigned operations in the Yellow Sea facing Korean Peninsula. (Photos: Royal Cambodian Navy) pic.twitter.com/9c3sjO78dG
— Chhengpor Aun (@aunchhengpor) January 9, 2019
Kunjungan itu diharapkan mencakup pertemuan antara delegasi Angkatan Laut Cina dan komandan Kamboja, termasuk Menteri Pertahanan Tea Banh, sebelum ditutup pada 12 Januari.
Tidak ada latihan militer bersama yang diharapkan. Namun, kunjungan itu akan mencakup perayaan pembukaan pos angkatan laut Kamboja yang baru di Pulau Koh Rong di dekatnya.
Sebelumnya, Wakil Komandan Angkatan Laut Kamboja Tea Sokha mengatakan bahwa dia tidak yakin apakah kapal akan kembali langsung ke Cina atau melanjutkan ke Thailand atau Vietnam.
Cina telah menginvestasikan setara dengan miliaran dolar ke dalam ekonomi Kamboja, termasuk Pelabuhan Sihanoukville, pelabuhan perairan dalam yang strategis yang terletak sekitar 185 km barat daya ibukota Phnom Penh.
Bulan lalu, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menyampaikan desas-desus bahwa Cina ingin membangun pangkalan angkatan laut di Koh Kong di Teluk Thailand, menyebut rumor itu “berita palsu” dan menekankan bahwa konstitusi Kamboja “tidak mengizinkan negara mana pun untuk mendirikan pangkalan militer.”
Hubungan antara Phnom Penh dan Washington menurun drastis pada tahun 2017 setelah pemerintah Kamboja menuduh Amerika Serikat ikut campur dalam urusan dalam negeri negara itu. Pertengkaran itu mendorong negara Asia untuk menunda kerja sama militer dengan Amerika Serikat.
Ketegangan antara Washington dan Beijing juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir di tengah meningkatnya jumlah misi ‘kebebasan navigasi’ angkatan laut AS di Laut Cina Selatan. Ketegangan telah mendorong kedua negara untuk melakukan upaya untuk merayu kekuatan regional ke pihak masing-masing.
Sumber: Sputnik News