F-16C Barak (foto:Common Wikipedia)
Gagalnya pembelian F-16 Barak dari Israel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Israel, jelas Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Kroasia Mirko Sundov. Menurutnya perwakilan Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas ketidakmampuan untuk memberikan pesawat tempur yang sudah disepakati.
“Pemerintah mungkin akan membatalkan kontes, kami akan mengadakan pembicaraan dan mencari solusi baru”.
Menurut Mirko Sundov, Kroasia tidak akan mengalami kerugian uang dan penurunan nilai kontrak akibat pembatalan tersebut karena kontrak belum ditandatangani.
Dia menunjukkan sebaiknya proses pengadaan di lakukan oleh Kementerian Pertahanan, juga menekankan kegagalan pembelian itu bukan bencana karena tidak selalu berhasil.
Josip Stimac, mantan Komandan Angkatan Udara Kroasia, juga percaya bahwa tidak ada kesalahan bagi Kroasia dan menambahkan secara pribadi menyesal karena tidak ada pesawat tempur yang dibeli.
Zeljka Antunovic, mantan menteri pertahanan, percaya bahwa kegagalan itu karena ada tekanan besar. Menurutnya Amerika Serikat telah memutuskan untuk melindungi kepentingannya karena F-16 Barak adalah pesawat tempur yang bagus dan tidak mau kehilangan (teknologinya).
“Akan sangat beruntung bahwa tawaran Gripen lebih mudah diakses dan kami mendapatkannya,” katanya, dan setuju dengan pendapat Denis Kuljis, bahwa di balik larangan penjualan itu sebenarnya ada lobi dari pabrikan F-16 Lockheed Martin.