Drone Ababil (foto:Wikipedia)
Pekan lalu militan Houthi meluncurkan serangan dengan menggunakan pesawat tak berawak selama parade militer tentara Yaman. Akibatnya, enam tentara terbunuh dan 12 lainnya terluka. Drone meledak di atas tribun, dimana panglima tinggi pasukan pemerintah sedang mengawasi jalannya pawai.
Beberapa hari setelah insiden itu, Kepala Intelijen Militer Jenderal Mohammed Saleh Tamah akhirnya meninggal.
Menurut kantor berita Reuters, pemberontak Houti telah mengumumkan akan melakukan serangan lebih lanjut dengan menggunakan pesawat udara tak berawak. Houti memperlihatkan bagaimana drone tersebut diproduksi secara lokal, dan dapat segera melakukan serangan di banyak tempat.
Serangan itu mungkin menggunakan drone yang mengambil basic dari sistem Ababil-T buatan Iran, drone tersebut oleh Houti diberi nama Qatef atau Qasef.
Selain sudah digunakan dalam aksi serangan dipawai militer Yaman, drone yang sama juga pernah melakukan serangan serupa terhadap kompleks sistem pertahanan udara Patriot.
Drone Qatef dapat membawa beban senjata hingga 45 kg, dan memiliki jangkauan hingga 150 km. Meskipun menggunakan teknologi sederhana- menurut ahli Lembaga Penelitian Kebijakan Luar Negeri Aaron Stein – drone yang awalnya hanya drone target udara, drone Qatef masih merupakan ancaman yang berbahaya.
Defence24