JakartaGreater.com – Guangdong Hongda Blasting Company, sebuah perusahaan berbasis di Guangzhou China yang berspesialisasi dalam bidang bahan peledak komersial dan peralatan pertambangan, mengejutkan dunia pada awal Oktober ketika mengumumkan telah berhasil meluncurkan dan menguji rudal jelajah supersonik yang disebut HD-1, sepreti dilansir dari laman Asian Military Review, awal Januari.
Rincian lebih lanjut dari pengembangan rudal kemudian dirilis oleh perusahaan tersebut. Ini mengungkapkan bahwa HD-1 adalah senjata serang presisi berbasis darat dengan jangkauan maksimum 290 km dan dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan antara 2.2 hingga 3.5 Mach tergantung pada profil penerbangannya.
Menurut perusahaan, rudal dapat melakukan operasi anti-kapal sea skimming yang terbang pada ketinggian 5-10 meter diatas ombak, atau terbang di ketinggian hingga 15 km sebelum menyelam untuk targetnya dari atas.
Rudal jelajah supersonik HD-1 ini menggunakan teknologi propulsi ramjet untuk mencapai kecepatan super, tetapi membutuhkan roket pendorong untuk mencapai ketinggian dan kecepatan yang memadai untuk menggunakan ramjets-nya. Rudal ditujukan untuk pasar ekspor yang dapat diadaptasi untuk operasi peluncuran dari pesawat dan kapal perang, dan memperluas kegunaannya bagi pelanggan potensial.
Perkembangan pesat pesat evolusi persenjataan rudal Pakistan membentuk bagian penting dari strategi pertahanannya dan hingga saat ini terdiri dari rudal balistik jarak pendek dan menengah, tetapi juga membuat langkah signifikan pada kemampuan rudal jelajah pribumi. Namun, rudal jelajah Hatf 7 dan Hatf 8 yang saat ini dikembangkan adalah jenis subsonik, yang kurang dapat bertahan di wilayah udara yang sangat dipertahankan.
Dalam konteks ini kemungkinan ada minat potensial dari Pakistan untuk bisa memperoleh kemampuan yang dapat menyamai seri rudal jelajah supersonik hasil kerjasama Rusia-India yakni BrahMos (PJ-10) yang dirancang untuk diluncurkan dari platform berbasis darat, serta kapal, pesawat dan kapal selam.
Varian BrahMos yang diluncurkan dari darat dan kapal perang sudah beroperasi di angkatan bersenjata India, sementara itu, versi yang diluncurkan melalui udara pun sedang menjalani pengujian oleh Angkatan Udara India.