Fregat Iver Huitfeldt Class (Foto:Forsvarets billedgalleri)
JakartaGreater.com – Menteri Koordinator Kemaritiman Indonesia Luhut Panjaitan, menyatakan dalam waktu dekat akan dibangun kapal samudera berukuran 138 meter yang akan dibuat oleh PT. PAL Surabaya dengan alih teknologi dari Denmark, dirilis situs Indomaritim.id, 21/1/2019.
“Ternyata kita belum punya kapal-kapal perang ukuran 130-an,” kata Luhut. Kapal perang berukuran 130 an meter diperlukan untuk mendukung penjelajahan di samudera yang lebih tahan lama bila dibandingkan kapal perang yang berukuran lebih kecil.
Beberapa tahun ini ramai pemberitaan tentang fregat Iver Huitfeldt Class dari Denmark yang disinyalir akan diadopsi oleh Angkatan Laut Indonesia sebagai kapal perang utama berdampingan dengan fregat KRI Martadinata class.
Kapal perang yang tidak lain adalah fregat Iver Huitfeldt Class buatan Denmark ini beberapa kali dikunjungi pejabat tertinggi Angkatan Laut Indonesia.
Iver Huitfeldt Class sebenarnya masuk segmen kelas fregat berat, atau diatas ukuran dari fregat standar, dengan panjang 138,7 meter dan bobot 6645 ton. Bahkan oleh TNI AL mungkin akan dimasukkan sebagai Destroyer ringan class.
Pembagian segmen antara fregat dan destroyer di era modern semakin rancu. Kian canggihnya perkembangan teknologi dan persenjataan modern menjadikan kapal perang berukuran kecil dan berbobot ringan kini juga memiliki daya hancur yang sama dengan kapal perang yang berukuran lebih besar.
Dibangun oleh galangan kapal odense steel shipyard pada tahun 2008, secara total Denmark membangun tiga fregat Iver huitfeldt class, yakni Iver Huitfeldt (f 361), Peter Willemoes (f362) dan Niels Juel (f363).
Fregat Iver Huitfeldt class dibangun berdasar desain kapal absalon class yang dibangun pada tahun 2004. Namun Iver Huitfeldt dibangun lebih streamline dengan desain siluman untuk mengurangi pantulan radar, paparan radiasi inframerah, gelombang suara di bawah air, dan sinyal magnetik, menjadikan musuh kesulitan mendeteksi Iver Huitfeldt.
Dari segi persenjataan fregat Iver Huitfeldt Class dipersenjatai dengan meriam Oto Melara 76mm Super Rapid di dek depan, 32 sel peluncur rudal vertikal Mk 41 yang mampu menembakkan rudal jelajah SM-2 untuk peran anti kapal permukaan.
Terinstal juga 24 sel peluncur sistem VLS rudal permukaan ke udara dan satu meriam otomatis CWIS Oerlikon Millennium 35 mm CIWS sebagai pertahanan udara.
Untuk pertahanan anti kapal selam, frigate Iver Huitfeldt Classdilengkapi dua peluncur torpedo MU90 dan 2 peluncur empat tabung rudal anti kapal Harpoon.
Andai Indonesia juga bisa memiliki persenjataan buatan AS, seperti rudal jelajah SM2. maka fregat Iver Huitfeldt Class bisa menjadikan alat pemukul yang strategis bagi kekuatan Angkatan Laut Indonesia, atau mungkin akan ada alternatif lain termasuk persenjataan dari Rusia untuk diinstal ke kapal perang Iver Huitfeldt Class, seperti rudal Yakhont atau Brahmos.