JakartaGreater.com – Malaysia telah mengeluarkan permintaan awal untuk informasi (RFI) ke Korea Aerospace Industries (KAI) untuk mendukung potensi akuisisi jet tempur ringan FA-50, seperti dilansir dari laman IHS Jane pada hari Senin.
Seorang juru bicara KAI mengatakan pada tanggal 28 Januari bahwa RFI telah diterima awal bulan ini dan bahwa RFI tambahan diharapkan setelah Malaysia memperbaiki persyaratan tempur udaranya. Seorang juru bicara dari Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) belum dapat dihubungi untuk memberikan komentarnya mengenai hal ini.
Di bawah program pengadaan Light Combat Aircraft atau LCA yang diusulkan itu, Malaysia diperkirakan akan berusaha mendapatkan sekitar 12 pesawat awal dengan opsi untuk 24 unit lainnya di tahun-tahun mendatang.
Seorang juru bicara KAI mengatakan, bahwa “Perushaan menerima permintaan informasi dari Malaysia pada tanggal 5 Januari, dan mengharapkan RFI yang lebih rinci lagi untuk di keluarkan dalam waktu dekat”, tambahnya.
IHS Jane pertama kali mengungkapkan bahwa TUDM tertarik untuk membeli jet tempur FA-50, yang didasarkan pada platform jet pelatih canggih (AJT) T-50, pada tahun 2017.
Mengutip seorang pejabat TUDM pada waktu itu, IHS Jane melaporkan bahwa pengadaan akan memenuhi persyaratan untuk memperoleh platform supersonik bermesin tunggal dan menambah armada jet tempur kursi tunggal seperti BAE Systems Hawk dan Boeing F/A-18D Hornet serta Sukhoi Su-30 Flanker bermesin ganda milik TUDM.
“Tentera Udara Diraja Malaysia sedang mempertimbangkan kemampuannya selama 15 tahun ke depan, dan seberapa baik kami bisa memenuhi persyaratan kami”, kata pejabat itu. “Sebagai bagian dari rencana kemampuan kami dimasa depan, kami melihat [LCA] baru yang akan memiliki kemampuan tempur udara dan serangan darat penuh”.
Keputusan untuk terus maju dengan program LCA juga telah dimotivasi oleh upaya Malaysia yang gagal dalam pengadaan platform yang lebih besar di bawah program Multirole Combat Aircraft (MRCA) sebelumnya akibat keterbatasan anggaran.