Lebanon, Jakartagreater.com – Untuk mengantisipasi berbagai aksi demonstrasi dan kerusuhan massa di daerah konflik Lebanon, Satgas MPU Konga XXV-K/UNIFIL dipercaya oleh UNIFIL Sektor Timur, melatih Taktik dan Teknik Penanggulangan Huru-Hara (PHH) satuan jajarannya. Hal tersebut disampaikan Dansatgas MPU Konga XXV-K/UNIFIL, Letkol Cpm Sony Yusdarmoko, S.H.,M. Si.(Han) pada Kamis 31-1-20-19 dalam rilis tertulisnya.
Dijelaskan Letkol Cpm Sony Yusdarmoko, yang saat ini menjabat sebagai Sector East Military Police Unit (SEMPU) Commanding Officer, bahwa SEMPU ditunjuk oleh Dansektor Timur UNIFIL untuk menyelenggarakannya latihan PHH di Mako Sektor Timur UNIFIL yang telah dilaksanakan mulai pada hari Senin 28-1-2019.
Dalam latihan yang diikuti oleh sekitar 200 orang dari perwakilan seluruh kontingen di Sektor Timur UNIFIL tersebut, mewakili Brigadier General Antonio Romero Losada, Dansektor Timur UNIFIL, Letkol Cpm Sony Yusdarmoko, juga ditunjuk untuk membuka dan menutup kegiatan latihan PHH tersebut.
“Selain dari dari Batalyon Indonesia para peserta lainnya merupakan perwakilan dari Spanyol , India, Nepal serta Sector East Mobile Reserve yaitu Task Force Bravo dan Task Force Alpha dari Serbia,” jelasnya.
Lebih lanjut Letkol Cpm Sony Yusdarmoko mengutarakan bahwa tujuan dari latihan tersebut, untuk menyegarkan kembali tentang taktik dan teknik PHH, yang menurutnya sewaktu-waktu digunakan ketika menghadapi aksi demontrasi dan kerusuhan massa.
“Juga diharapkan, dengan adanya latihan ini, dapat diperoleh kesamaan cara bertindak serta menghindari terjadinya kesalahan prosedur yang dapat merugikan berbagai pihak, saat menghadapi massa,” ujar Letkol Cpm Sony Yusdarmoko.
“Terlebih, setiap negara, tentu memiliki teknik dan taktik yang berbeda, namun disini kita seragamkan, karena ada Mandat PBB dan aturan pelibatan yang mendasari. Termasuk juga untuk menghindari adanya kesalahan dalam pemahaman atas perintah atau instruksi yang diakibatkan dari perbedaan bahasa, maka kita seragamkan pula bentuk bentuk aba aba dan perintahnya” tambah lulusan Akmil 2000 ini.
“Selain itu setiap negara memiliki juga pasti memiliki logat dan cara berbicara yang khas, oleh karenanya, dengan adanya latihan ini juga bermanfaat untuk bertukar ilmu dan saling memahami berbagai istilah dalam percakapan yang spontan,” ungkap Letkol Cpm Sony Yusdarmoko.
“Dalam situasi kritis, biasanya yang berfungsi adalah naluri dan kebiasaannya. Jika kita tidak bisa memahaminya dengan baik maka dapat berakibat fatal,” pungkas SEMPU Commanding Officer, Letkol Cpm Sony Yusdarmoko. (tniad.mil.id)