Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah mengumumkan dimulainya pekerjaan untuk mengembangkan senjata baru di Rusia karena tindakan serupa dari Amerika Serikat (AS), terutama untuk mulai mengembangkan rudal hipersonik darat dengan jangkauan menengah.
“Itu (AS) telah mengumumkan penelitian dan pengembangan, dan kami akan melakukan hal yang sama,” katanya pada pertemuan dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov pada hari Sabtu.
“Saya setuju dengan proposal Kementerian Pertahanan untuk memulai pekerjaan tentang ‘pendaratan’ rudal Kalibr dan mengembangkan area baru untuk membuat rudal hipersonik berbasis darat dengan jarak menengah,” kata Putin.
Menurut Shoigu, selain dari R&D bekerja pada produksi rudal dari jarak menengah dan lebih pendek, Rusia telah menyaksikan pelanggaran nyata terhadap ketentuan Perjanjian Angkatan Nuklir Jangka Menengah (INF Treaty) oleh AS. “Dengan kata lain, Amerika Serikat telah memulai produksi rudal itu,” katanya.
Pada hari Jumat, Presiden AS Donald Trump dan Sekretaris Negara Michael Pompeo mengatakan bahwa Washington akan menangguhkan kewajibannya berdasarkan Perjanjian INF mulai 2 Februari dan akan berhenti dalam waktu enam bulan jika Rusia gagal memenuhi tuntutannya. AS menuduh Rusia melanggar perjanjian untuk pertama kalinya pada Juli 2014. Sejak itu, Washington telah mengulangi klaimnya dalam banyak kesempatan, sementara Moskow menolaknya dan mengajukan kontra-klaim mengenai implementasi perjanjian tersebut oleh pihak AS.
Perjanjian INF ditandatangani antara bekas Uni Soviet dan Amerika Serikat pada tanggal 8 Desember 1987 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Juni 1988. Perjanjian ini mencakup rudal jarak pendek darat dan darat yang tidak dikerahkan (dari 500 hingga 1.000 kilometer) dan rudal jarak menengah (dari 1.000 hingga 5.500 kilometer).
Sumber: TASS