JakartaGreater.com – Teheran baru saja memperkenalkan rudal jelajah jarak menengah terbaru yang disebut Hoveizeh selama akhir pekan disebuah pameran pertahanan yang di dedikasikan untuk peringatan ke-40 tahun Revolusi Iran 1979.
Rudal jelajah jarak menengah Hoveizeh itu dilaporkan memiliki jangkauan lebih dari 1.350 km, yang meliputi sebagian besar Timur Tengah, termasuk Arab Saudi dan Israel.
“Baik Israel ataupun Amerika Serikat, atau kekuatan militer lain di dunia sejauh ini telah mencari suatu cara yang efektif untuk mencegat rudal jelajah tersebut sebelum mereka menyerang, khususnya rudal jarak pendek”, seperti yang dilansir dari situs intelijen militer Israel, DEBKAfile, yang mengutip para pakar militer mengenai suksesnya uji Hoveizeh.
Menunjuk pada tiga kali uji coba rudal Iran yang dilakukan secara berturut-turut antara 29 Desember 2018 hingga 2 Februari 2019, situs web intelijen tersebut mencatat bahwa dalam uji coba yang ketiga, Hoveizeh, yang mana termasuk dalam keluarga rudal jelajah Soumar, menunjukkan hal itu.
Di saat Kementerian Pertahanan Israel, Badan Administrasi Riset dan Pertahanan Rudal A.S. berniat mengembangkan rudal yang mampu menyerang sasarannya diluar atmosfer bumi, Republik Islam Iran telah mampu menghasilkan rudal jelajah yang terbang rendah ke sasaran di bawah jangkauan deteksi radar.
Menurut DEBKAfile, satu-satunya kekuatan tempur yang dapat melakukan segala macam perlawanan nyata terhadap rudal jelajah adalah grup serangan kapal induk A.S., karena perisai radar terkonsentrasi, sensor dan sistem pemrosesan data yang terhampar hingga ke daerah yang luas oleh konsentrasi yang sangat besar melalui kapal perang, pesawat pengintai dan pembom tempur.
Bahkan dalam kasus Iran ini, laporan itu mencatat bahwa kemampuan itu terbatas pada wilayah lautan yang luas, yang sebagian besar datar, sementara jaringan pertahanan rudal “tidak akan efektif” melawan rudal jelajah di darat.
“Oleh karena itu, uji coba yang sukses dari rudal jelajah Hoveizeh itu sangat signifikan meskipun ada upaya Barat untuk mengatasinya”, menurut peringatan dari situs intelijen militer tersebut.
Hoveizeh diresmikan oleh Menteri Pertahanan Iran Brigjen. Amir Hatami pada hari Sabtu, yang menyebut bahwa rudal jelajah tersebut mampu terbang dengan ketinggian rendah, membutuhkan sedikit waktu untuk mempersiapkan peluncuran, kapasitas muatan yang besar dan mampu melakukan serangan presisi. Setelah dikerahkan, rudal akan melayani Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Rudal jelajah Hoveizeh tersebut telah bergabung dalam jajaran arsenal sistem rudal jarak pendek, menengah dan jauh Iran, yang menurut A.S., Uni Eropa, Arab Saudi, dan Israel merupakan ancaman terhadap keamanan regional. Dan Iran menegaskan bahwa rudal itu adalah pencegah non-nuklir, dan bahwa kepemilikan mereka “tidak bisa dinegosiasikan” untuk Republik Islam Iran.