JakartaGreater.com – Mantan Menteri Pertahanan India, G. Mohan Kumar, yang mengetahui ketika kesepakatan Rafale sedang dibuat, dengan penuh semangat mendukung Pemerintah Narendra Modi dan disebut dalam laporan baru-baru ini, beberapa diantaranya menyoroti komentar negatifnya tentang PMO dan juga Kementerian Pertahanan yang bekerja dengan tujuan ganda, seperti dilansir dari laman Defence Update pada hari Minggu.
Mohan Kumar baru-baru ini mengatakan kepada media bahwa setelah pembelian 126 unit Dassault Rafale terhenti di bawah pemerintahan UPA, pemerintah Modi harus menegosiasikan kembali kesepakatan dan diputuskan untuk membeli 148 pesawat dari sebelumnya 126 direncanakan melalui kesepakatan awal untuk 36 unit pesawat dalam status terbang-jauh.
Total 112 pesawat bisa dibuat di India dengan transfer teknologi dan tender baru-baru ini adalah untuk memasok 114 pesawat di bawah tender baru yang menunjukkan pemerintah saat ini masih berada pada jalur untuk melaksanakan rencana awal dalam pengadaan 148 jet secara total.
Angkatan Laut India juga memiliki permintaan untuk 57 unit jet tempur berbasis kapal induk dan dengan Dassault Rafale sudah berproduksi secara lokal di India, jet tempur tersebut dapat menjadi kandidat utama untuk pesanan lebih lanjut yang akan meningkatkan harga lebih lanjut karena skala produksi, tapi dengan serangan oleh oposisi atas tuduhan korupsi bisa menggagalkan rencana yang diurutkan dengan baik untuk meningkatkan skuadron jet tempur IAF yang jatuh.
Dassault Rafale adalah pesawat tempur Prancis, sayap Canard Delta, pesawat tempur mulitrole yang dirancang dan dibangun oleh Dassault Aviation untuk berbagai misi jarak pendek dan jarak jauh, termasuk serangan darat dan laut, pengintaian, serangan dengan akurasi tinggi dan pencegah serangan nuklir.