JakartaGreater.com – Angkatan Udara Sudan saat ini menerjunkan pembom tempur Su-24M bekerja sama dengan pesawat tempur modern buatan Barat dalam misi anti-Houti di Yaman.
Menurut Komandan Angkatan Udara Sudan Letnan Jenderal Salah Eldin Abdelkhaliq Saeed, Angkatan Udara Sudan mengirimkan empat pesawat tempur Su-24M yang berbasis di pangkalan udara Khamis Mushayt di Arab Saudi, dirilis Shephardmedia.com, 14/2/2019.
Sudan berpartisipasi dalam koalisi anti Houti sejak Maret 2015, dan selain pesawat terbang, Sudan mengirimkan juga pasukan darat ke Yaman.
Menurut Komandan Angkatan Udara Sudan, Su-24M digunakan untuk misi pengintaian, melakukan penerbangan hingga 10 jam untuk memantau sektor yang tidak disebutkan namanya. Gambar hasil pengintaian ditransmisikan menggunakan sistem pertukaran data yang dipasang di semua pesawat Angkatan Udara Sudan.
Untuk lebih mengintegrasikan operasi bersama Arab Saudi, pada bulan April 2017 Angkatan Udara Sudan dan Arab Saudi ikut ambil bagian dalam latihan Blue Shield. Dalam latihan Sudan mengerahkan pesawat tempur MiG-29, pembom Su-24M, pesawat serang Su-25 dan helikopter Mi-17, dan Arab Saudi mengerahkan pesawat tempur F-15S dan Eurofighter Typhoon.
Komandan Angkatan Udara mengatakan bahwa mereka telah belajar banyak dari misi di Yaman, pihaknya merevisi dan menyesuaikan semua doktrin perang modern. Angkatan Udara Sudan juga dilatih dukungan langsung pada pasukan di darat, mempelajari taktik serangan udara dengan meminimalkan kerusakan bangunan, yang menyebabkan kebutuhan pembelian senjata presisi.
Selama penerbangan pengintaian, personel Angkatan Udara mempelajari isu-isu analisis target dan menjadi elemen dalam seluruh operasi menghancurkan target.
Komandan mengkonfirmasi bahwa Angkatan Udara Sudan mengeksploitasi drone CH-3 buatan China. Menurutnya, meski drone tersebut bukanlah yang paling sempurna, tetapi Sudan tidak punya pilihan lain karena adanya sanksi. Selain itu, China juga banyak membantu Sudan, termasuk dengan penjualan enam pesawat latih tempur FTC-2000.
Menurut jenderal, Sudan sedang mempertimbangkan kemungkinan pembelian jet tempur Su-30 atau Su-35 buatan Rusia, tetapi semuanya tergantung pada kondisi anggaran. Sudan sebenarnya ingin bekerjasama dengan Barat, tetapi tidak bisa melakukannya karena adanya sanksi.