JakartaGreater.com – Jerman memutuskan untuk menghentikan pasokan senjatanya ke Arab Saudi tahun lalu terkait dengan kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Riyadh di Turki, seperti dilansir dari laman Sputnik.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas pada hari Rabu, 20 Februari, mengatakan bahwa dimulainya kembali pasokan senjata ke Arab Saudi tergantung pada resolusi terhadap konflik Yaman.
“Posisi pemerintah federal adalah bahwa saat ini kami tidak memasok senjata ke Arab Saudi, keputusan pada masa depan akan tergantung kepada perkembangan konflik di Yaman, pada implementasi perjanjian yang dicapai selama pembicaraan damai, juga tentang keberadaan proses yang konsisten yang akan mengarah pada perdamaian di Yaman”, kata Maas, dan menambahkan bahwa keputusan awal untuk menghentikan pasokan senjata dari Jerman dikaitkan dengan pembunuhan jurnalis Khashoggi dan perang di Yaman.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengecam embargo Berlin atas penjualan senjata kepada Arab Saudi karena hal tersebut telah merugikan ekspor Inggris.
Pada pertengahan Oktober, Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan bahwa Jerman akan menghentikan ekspor persenjataan ke Riyadh ditengah ketidakpastian seputar kematian Khashoggi. Menteri Urusan Ekonomi Jerman Peter Altmaier, pada gilirannya, mendesak negara-negara anggota UE untuk mengikuti jejak Berlin dan menghentikan ekspor senjata ke Riyadh.
Setelah keputusan Berlin itu, salah satu produsen senjata utama Jerman, Rheinmetall mengancam pemerintah dengan gugatan multi-juta untuk mengkompensasi kerugian mereka karena embargo senjata.