Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Putin Ungkap Spesifikasi Zircon Mencapai Mach 9

Uji peluncuran rudal hipersonik 3M22 Zircon buatan Rusia © New Update Defence via Youtube

JakartaGreater.com – Saat berpidato di hadapan Majelis Federal Rusia tanggal 20 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin menyinggung Zircon, yang digambarkannya sebagai “rudal hipersonik yang mampu berakselerasi hingga mencapai Mach 9”, seperti dilansri di laman AIN Online minggu lalu.

Presiden Rusia mengatakan ini adalah “inovasi lain, pekerjaan yang mamu menghasilkan dan akan selesai sesuai jadwal”. Ia memiliki jarak tembak lebih dari seribu kilometer (540 nm) dan mampu menghancurkan target yang berlayar dilautan dan di darat, tambahnya.

Secara khusus, angka-angka yang disebutkan oleh Putin ini jauh di atas yang sebelumnya diprediksi oleh para ahli lokal dan luar negeri, yang percaya bahwa jarak tembak Zircon hanya akan mencapai antara 215 – 270 nm (400-500 km) dan kecepatan tertinggi dibatasi antara Mach 5 dan 6.

Could this be a forerunner of Zircon? This model of an experimental hypersonic missile was displayed in 2016 by TsIAM. (Photo: Vladimir Karnozov)

Menurut Putin, Zircon terutama ditujukan untuk mempersenjatai anjungan-anjungan di laut seperti “kapal perang permukaan dan kapal selam, termasuk yang sudah operasional dan sedang dibangun yang telah dilengkapi dengan peluncur rudal jelajah Kaliber. “Oleh karenanya, ini tidak akan menjadi terlalu mahal bagi kita”, katanya.

Pada saat yang sama, laporan yang muncul pada media Rusia bersikeras bahwa versi dasar akan diikuti oleh versi yang lebih ringan untuk dapat ditempatkan pada pembom strategis. Kandidat yang paling mungkin adalah Tupolev Tu-160/M/M2 (NATO: “Blackjack”) yang kinerjanya memungkinkan eliminasi pendorong bahan bakar padat dalam versi angkatan laut (dasar).

Dalam gudang persenjataan mutakhir anti-kapal Rusia yang diluncurkan dari udara, itu akan melengkapi rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal yang lebih ringan yang ditujukan bagi MiG-31BM/K (NATO: “Foxhound”) pejuang multirole kelas berat yang diungkapkan Putin dalam Pertemuan Majelis Federal 2018. Selain itu, ada pula senjata aero-balistik Kh-32 (upgrade AS-4 “Kitchen”) yang ditujukan untuk bomber Tu-22M3M (NATO: “Backfire”).

Labeled as the 3M22 Zircon, this more traditional missile design surfaced in a presentation by TRV or NPO Mash around 2016. (photo: via Vladimir Karnozov)

Rusia tampaknya memiliki tiga program untuk rudal jelajah hipersonik kelas berat untuk aplikasi pada platform penerbangan. Secara teknis, mereka menggunakan sistem propulsi yang berbeda, mesin roket yang menggunakan bahan bakar padat atau cair dan scramjet yang mengirup udara.

Kemungkinan pengembangan simultan dari ketiga jenis telah dicoba oleh Tactical Missile Corporation (TRV) untuk memastikan bahwa setidaknya satu teknologi menghasilkan efek yang diinginkan, yakni untuk mencapai kecepatan lebih dari 9.000 km/jam.

Informasi tentang Zirkon masih sangat langka. Dilaporkan bahwa senjata dengan indeks GRAU sebagai 3M22 dan NATO menyebutnya SS-N-33. Kini sedang dikembangkan oleh Organisasi Produksi Ilmiah untuk pembuatan mesin, atau NPO Mash. Diperkirakan itu panjangnya 10-11 m (32-36 kaki), berat hulu ledak 300-400 kg (660-880 pon), dan punya ketinggian puncak di sepanjang lintasan antara 30-40 km (100.000-130.000 kaki).

Or is this Zircon? The Brahmos II depicted here could be an export derivative of the 3M22 weapon. (photo: Vladimir Karnozov)

Versi dasar untuk angkatan laut memiliki konfigurasi dua atau bahkan tiga tahap dengan akselerasi saat peluncuran dan pendakian yang dicapai melalui penguat bahan bakar padat. Scramjet mengambil alih dalam tahapan jeajah dan terminal penerbangan. Dilaporkan, uji coba penembakan pertama terjadi pada bulan Maret 2016, diikuti dengan peluncuran dari platform angkatan laut 11 bulan kemudian, di mana prototipe pengembangan mencapai kecepatan Mach 8.

Jenderal Victor Bondarev, mantan Komandan Angkatan Udara Rusia dan sekarang kepala komite pertahanan dan keamanan di Parlemen Rusia (Duma), mengatakan bahwa Zirkon sudah “berada di gudang senjata angkatan bersenjata Rusia” dan bahwa penempatannya akan dilakukan dalam kerangka Program Persenjataan Negara tahun 2018-2027.

Dan baru-baru ini, Laksamana Muda Vsevolod Khmyrov mengatakan bahwa dalam kasus diluncurkan dari lokasi pantai, Zircon dapat menjangkau kapal perang 500 km dari garis pantai dalam waktu kurang dari 5 menit. Ini tidak akan memberi pertahanan udara cukup waktu untuk mendeteksi ancaman yang masuk dan bereaksi terhadapnya, jelasnya.

X-51 Waverider, konsep pesawat hipersonik buatan Boeing © USAF via Wikimedia Commons

Karena tidak tersedianya gambar resmi untuk rudal Zircon, sering digambarkan di media internasional yang memiliki kemiripan sistem itu adalah Boeing X-51 Waverider, dengan kecepatan Mach 5.

Sedang BrahMos II (atau IIK), yang dipamerkan dalam bentuk berskala di AeroIndia’2013, mungkin memiliki kemiripan yang lebih dekat dengan Zirkon, karenanya yang pertama kemungkinan merupakan varian diekspor dari yang terakhir.

Diyakini bahwa teknologi utama untuk rudal terbaru telah diuji pada sejumlah kendaraan eksperimental dari TsIAM, (Central Institute of Aviation Motors named after Baranov), dan TsAGI (Central Aerohydrodynamic Institute named after Zhukovsky).

Rupanya, pengembangan Zircon diuntungkan dari pengujian sebelumnya atas Kendaraan Penerbangan Eksperimental GELA Hypersonic MKB Raduga, NATO menyebutnya dengan AS-X-21. Dipamerkan di MAKS 1995, rudal berbobot 15 ton dapat mencapai kecepatan antara Mach 4 dan 5.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest

Penulis: