JakartaGreater.com – Drone Turki memiliki perangkat lunak baru yang dapat menemukan teroris dengan akurasi tepat atau “pin-point”, kata Menteri Dalam Negeri Turki Süleyman Soylu, pada hari Minggu, dilansir dari Daily Sabah.
“Perangkat lunak terbaru kami dikembangkan untuk drone, mereka [teroris] bahkan tidak akan bisa berjalan dipegunungan. Pada pertengahan Mei, seluruh dunia akan berbicara tentang perangkat lunak baru ini”, menurut Soylu dalam pertemuan dengan perwakilan LSM dan pejabat lokal di ibukota Ankara.
Menekankan bahwa keanggotaan dalam kelompok teror PKK berada pada titik terendah sepanjang masa, ia menambahkan: “Di masa lalu, ribuan orang akan bergabung dengan kelompok itu. Tahun 2017 dan 2018, total 294 orang ikut bergabung dengan PKK. Jumlah orang yang menyerah selama periode yang sama adalah 800”.
Dia menggarisbawahi bahwa sekitar 350 dari 800 teroris telah meletakkan senjata mereka setelah pejabat pemerintah menjangkau keluarga mereka dan meyakinkan mereka untuk meninggalkan terorisme.
Soylu melanjutkan dengan mengatakan bahwa 42 orang teroris menyerah dalam dua bulan pertama tahun 2019, termasuk 27 yang dibujuk oleh pihak berwenang. Mendagri Soylu menambahkan bahwa di antara ribuan anggota PKK yang menyerah telah dalam beberapa tahun terakhir, hanya 5 yang bergabung kembali dengan kelompok teror itu.
PKK telah terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki serta AS dan Uni Eropa. Dalam kampanye terornya melawan Turki, yang telah berlangsung lebih dari tiga dekade, lebih dari 40.000 orang telah tewas, termasuk wanita dan anak-anak.
Turki mendukung upaya domestik untuk memajukan industri pertahanan nasionalnya dalam beberapa tahun terakhir, khususnya pengembangan kendaraan udara tak berawak asli (UAV), yang telah dianggap sebagai langkah signifikan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan untuk sistem pertahanan nasional.
Drone yang diproduksi di dalam negeri berhasil digunakan oleh Angkatan Bersenjata Turki (TSK) selama Operasi Euphrates Shield dan Operation Olive Branch di Suriah utara.