Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Ethiopia Terus Memperkuat Hanudnya dengan Alutsista Rusia

e9bba rusia pantsir s1 modern
Sistem rudal/artileri pertahanan udara Pantsir-S1 buatan Rusia © Military Watch

JakartaGreater.com – Rekaman yang dirilis televisi nasional Ethiopia telah menunjukkan bahwa negara itu mengerahkan kendaraan tempur pertahanan udara Pantsir-S1 buatan Rusia, sebagai bagian dari program modernisasi militer yang lebih luas, seperti dilansir dari laman Military Watch.

Sistem pertahanan udara jarak dekat sangat mobile dan mampu melibatkan target darat seperti infanteri dan kendaraan lapis baja ringan – mengerahkan kombinasi autocannons dan rudal.

Platform senjata mulai beroperasi di angkatan bersenjata Rusia pada 2012, dan sejauh ini mewakili sebagian besar aset pertahanan udara Ethiopia – angkatan bersenjata negara itu juga mengandalkan aset era Perang Vietnam yang dimodernisasi.

Aset-aset ini termasuk SAM jarak jauh S-75, yang beroperasi sejak 1957 serta SAM jarak pendek komplementer S-125 yang mulai beroperasi pada tahun 1961. Untuk S-75 sendiri, telah dimodifikasi secara unik oleh pasukan Ethiopia untuk digunakan dari kendaraan peluncur mobile.

97848 ethiopia s 75 sam
Sistem rudal pertahanan udara (SAM) swagerak S-75 Angkatan Bersenjata Ethiopia © Angkatan Darat Ethiopia

Apakah kendaraan tempur pertahanan udara Pantsir-S1 Ethiopia akan dilengkapi dengan platform pelengkap yang memiliki jangkauan lebih jauh, masih harus dilihat. Sementara platform seperti S-400, atau bahkan S-300PMU-2, kemungkinan tetap di atas anggaran pertahanan negara itu saat ini, terutama mengingat kurangnya ancaman yang akan terjadi – akuisisi sistem jarak jauh yang gahar tetapi lebih pendek seperti Buk-M2 atau Buk-M3 tetap memungkinkan.

Dengan Ethiopia yang sering diancam oleh negara tetangga Mesir dengan serangan udara pada infrastruktur bendungannya, Pantsir-S1 kemungkinan akan dikerahkan untuk dapat mempertahankan posisi ini seandainya angkatan bersenjata menganggap ancaman bakal muncul lagi.

Menurut sebuah pernyataan oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada pertengahan 2018, sistem pertahanan udara Pantsir-S1 memiliki efisiensi hingga 100% di teater Suriah – dan bertanggung jawab untuk secara serius menumpulkan efek serangan rudal Barat terhadap negara itu.

Terhadap pesawat musuh yang dilengkapi dengan amunisi standoff (jarak jauh), Pantsir-S1 kemungkinan besar bisa digunakan mencegat serangan musuh daripada untuk melibatkan pesawat musuh secara langsung, karena pesawat dalam banyak kasus akan menyebarkan rudal untuk serangan dari luar jangkauan seperti yang berulang kali ditunjukkan di teater Suriah terhadap serangan Israel dan Barat.

a4b42 ethiopia su 27 flanker
Jet tempur multiperan Sukhoi Su-27 Flanker © Angkatan Udara Ethiopia

Sebelum akuisisi Pantsir-S1, pertahanan wilayah udara Ethiopia sangat bergantung kepada Angkatan Udara negara itu, yang mengerahkan armada pesawat tempur superioritas udara kelas berat terbesar kedua di Afrika setelah Aljazair.

Angkatan Udara Ethipia memiliki armada 18 jet tempur Su-27 Flanker yang dipersenjatai dengan rudal udara ke udara R-27, dan 18 jet tempur MiG-23 dengan persenjataan rudal yang sama.

Jet tempur Su-27 Ethiopia memiliki persenjataan lebih berat daripada armada Mesir, dan merupakan kunci untuk memberikan keunggulan atas armada MiG-29 Angkatan Udara Mesir selama konflik dua tahun mereka pada tahun 1990-an.

Cara lain bagi Ethiopia untuk secara serius meningkatkan pertahanan udaranya adalah dengan memodernisasi armada Su-27 menjadi standar Su-27SM2. Ini akan memberikan mereka kemampuan petarung generasi 4++, termasuk avionik canggih, mesin dan radar Irbis-E serta integrasi teknologi canggih dari Su-35 Rusia.

Akuisisi rudal udara ke udara yang lebih maju seperti R-27ER dan varian R-77 terbaru juga akan jauh dalam hal ini, memberikan pesawat dengan jarak pertempuran yang jauh lebih panjang daripada jet tempur yang ada di armada Mesir atau dari negara tetangganya.

Share:

Penulis: