Jakarta Greater

Berita Militer dan Alutsista

Rusia: NATO Tingkatkan Komponen Nuklir dalam Latihan Militer

e547c b 52d061127 f 1234s 017 e1554389997637
File:B-52D(061127-F-1234S-017).jpg, From Wikimedia Commons, the free media repository

ST. Petersburg, Jakartagreater.com  –  Negara-negara NATO meningkatkan komponen nuklir dari latihan militer mereka, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko, pada Kamis 4-4-2019, dirilis TASS, Kamis 4-4-2019.

“Negara-negara NATO meningkatkan komponen nuklir dalam latihan yang diadakan baik oleh Aliansi secara keseluruhan maupun oleh anggota individu,” katanya dalam menanggapi pertanyaan TASS. “Secara khusus, latihan militer NATO melibatkan pembom strategis AS, yang melakukan penerbangan di daerah-daerah yang sensitif bagi kepentingan keamanan Rusia,” tambah diplomat senior itu.

Alexander Grushko menunjukkan bahwa pembom B-52 Angkatan Udara AS melakukan penerbangan di atas Laut Baltik beberapa hari yang lalu. “Jumlah latihan yang melibatkan senjata nuklir telah meningkat. Kita dapat melihat retorika nuklir semakin keras,” wakil menteri luar negeri Rusia menekankan.

Amerika Serikat sedang mengembangkan persenjataan konvensional yang mampu melakukan fungsi senjata nuklir, kata Alexander Grushko.

“AS memperbarui strategi nuklir dan militer yang secara maksimal mengurangi batas pada skenario, di mana senjata nuklir dapat dan tidak dapat digunakan, mengurangi ambang batas penggunaan senjata nuklir,” kata Alexander Grushko.

Diplomat berpangkat tinggi ini mengomentari pertanyaan dari TASS tentang pernyataan oleh Sekretaris Jenderal NATO tentang penurunan ambang batas penggunaan senjata nuklir karena dugaan ancaman Rudal Rusia di Eropa.

“Kami melihat bahwa Amerika Serikat mulai mengembangkan seluruh kelas persenjataan yang mampu melakukan fungsi senjata nuklir dengan kemampuan konvensional.

Ini juga mengacu pada modernisasi bom jatuh yang dikerahkan di Eropa dengan meningkatkan akurasi dan mengurangi hasil mereka, yaitu mengubahnya menjadi senjata operasi teater militer dan bukannya senjata pembalasan, “kata diplomat senior Rusia.

Share:

Penulis: