JakartaGreater.com – Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui kemungkinan kesepakatan dengan Taiwan untuk memperbarui program pelatihan pilot f-16 Taiwan dan teknisinya senilai US$ 500 juta di AS.
Kesepakatan tersebut dipastikan akan membuat Beijing jengkel, yang sudah lama memprotes penjualan persenjataan AS ke Taiwan.
“Pemberitahuan hari ini konsisten dengan Undang-Undang Hubungan Taiwan dan dukungan kami untuk kemampuan Taiwan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang memadai,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS kepada CNN.
Program pelatihan nantinya akan dilakukan di Pangkalan Angkatan Udara Luke di Arizona dan kembali dilakukan beberapa tahun yang lalu.
Paket senilai US$ 500 juta mencakup biaya untuk program pelatihan penerbangan, partisipasi dalam pelatihan udara yang disetujui, amunisi pelatihan, dukungan pasokan dan pemeliharaan, dan suku cadang serta perbaikan.
Paket tersebut tidak terkait dengan rencana Taiwan yang ingin membeli pesawat tempur F-16 baru dari AS, kata pejabat Departemen Luar Negeri AS.
Beberapa waktu lalu Taiwan menuduh China melakukan tindakan “gegabah dan provokatif” setelah dua jet tempur Angkatan Udara China melintasi perbatasan laut yang memisahkan pulau itu dari daratan Tiongkok pada 31 Maret.
Militer taiwan segera mencegat dua jet tempur J-11 China yang melintasi perbatasan di perairan Selat Taiwan, yang dikenal sebagai garis tengah. Insiden itu memicu ketegangan selama 10 menit antara jet tempur dari kedua belah pihak.
Jika apa yang dilakukan dua pesawat tempur China merupakan kesengajaan, ini menjadi yang pertama yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir ini, kata Bonnie Glaser, Direktur China Power Project at the Center for Strategic and International Studies.