Washington, Jakartagreater.com – Amerika Serikat dan Jepang telah mengkonfirmasi kembali rencana mereka untuk memindahkan pangkalan Korps Marinir AS di Okinawa ke daerah yang kurang berpenduduk, kata Departemen Luar Negeri AS dalam siaran pers pada hari Jumat 19-4-2019, dirilis Sputniknews.com pada Sabtu 20-4-2019.
“Para Menteri menyambut baik kemajuan signifikan pada Futenma Replacement Facility (FRF) dan mengkonfirmasi kembali bahwa rencana untuk membangun FRF di daerah Camp Schwab-Henokosaki dan perairan yang berdekatan adalah satu-satunya solusi untuk menghindari terus penggunaan Stasiun Udara Korps Marinir ( MCAS) Futenma, “kata rilis itu.
“Para Menteri menggarisbawahi tekad kuat mereka untuk mencapai penyelesaian sesegera mungkin.” Sementara itu, AS-Jepang Security Consultative Committee 2019 Fact Sheet yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa AS dan Jepang bertekad untuk mulai merelokasi pasukan AS dari Okinawa ke Guam pada paruh pertama dekade berikutnya.
“Para Menteri menyambut baik kemajuan dalam implementasi yang mantap dari Perjanjian Internasional Guam, dan rencana relokasi sekitar 9.000 personel Korps Marinir AS dari Okinawa ke lokasi di luar Jepang,” kata lembar fakta.
“Mereka menegaskan kembali rencana untuk memulai relokasi ke Guam pada paruh pertama tahun 2020-an.” Kepala Okinawa Ingin Mengurangi Beban Penduduk, Bukan Sepenuhnya Menghapus Pangkalan AS.
Sebelumnya pada Jumat 19-4-2019 Komite Konsultasi Keamanan AS-Jepang, yang termasuk Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Penjabat Menhan AS Patrick Shanahan, Menlu Jepang Toro Kono, dan Menhan Jepang Takeshi Iwaya, berkumpul di Washington, DC. Rencananya adalah untuk memindahkan pangkalan udara AS dari kota Ginowan ke daerah yang kurang berpenduduk di Teluk Henoko.
Denny Tamaki, gubernur Prefektur Okinawa Selatan Jepang, mengatakan kepada Sputnik pada 10 April 2019 bahwa ia sedang mempertimbangkan kunjungan ke Amerika Serikat untuk menyampaikan penolakan warga prefektur itu ke relokasi Stasiun Udara Korps Marinir AS Futenma yang diungkap dalam referendum terbaru.
Dalam referendum Februari 2019, lebih dari 72 persen penduduk Okinawa memilih menentang rencana pemindahan pangkalan itu. Referendum menunjukkan partisipasi 52 persen.