Pengawal Revolusi Iran mengklaim telah berhasil memonitor dan mengawasi kapal induk AS dengan menggunakan drone, lapor kantor berita Tasnim pada Sabtu.
Laporan itu termasuk rekaman yang tampaknya berasal dari pesawat tak berawak Iran yang terbang di atas kapal induk USS Dwight D. Eisenhower dan kapal perang AS lainnya di Teluk Persia. Gambar-gambar tersebut juga menunjukkan deretan pesawat tempur yang diparkir di dek kapal induk. Media Tasnim tidak mengatakan kapan rekaman itu diambil.
Perkembangan itu terjadi setelah pemerintah AS awal bulan ini menetapkan Garda Iran sebagai kelompok teroris untuk meningkatkan tekanan pada Iran dan selanjutnya mengisolasi negara itu. Iran merespons dengan menyebut semua pasukan AS sebagai teroris.
Letnan. Chloe J. Morgan, juru bicara Komando Pusat Angkatan Laut AS, mengatakan dalam email bahwa Eisenhower belum berada di Teluk Persia sejak tahun 2016. Dia mengatakan AS dan sekutunya berkomitmen untuk menjaga kebebasan navigasi di Selat Hormuz .
Selat Hormuz, yang menjadi jalur penting dan dilewati hampir sepertiga dari semua minyak dunia yang diperdagangkan melalui laut, telah menjadi tempat konfrontasi masa lalu antara AS dan Iran, termasuk pertempuran satu hari di laut pada tahun 1988.
Dalam beberapa tahun terakhir, Angkatan Laut AS menuduh kapal-kapal patroli Iran melecehkan kapal perang Amerika di jalur laut.
Drone yang mengambil rekaman adalah Ababil-3 dengan kemampuan penerbangan delapan jam pada ketinggian 3.658 meter dan jangkauan operasi 250 kilometer.
Pemerintahan Trump mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya akan memberi sanksi jika terus membeli minyak dari Iran, upaya AS tersebut untuk meningkatkan tekanan pada Iran, dan untuk mempengaruhi lima importir minyak besar yang tersisa: Cina dan India dan Jepang, Korea Selatan dan Turki.
Langkah ini adalah bagian dari kampanye “tekanan maksimum” kepada pemerintah Iran yang bertujuan untuk menghilangkan semua pendapatannya dari ekspor minyak, yang menurut AS digunakan untuk mengacaukan kawasan.
Iran mengulangi ancamannya yang sudah berjalan lama untuk menutup Selat Hormuz dan menutup penggunaan jalur laut penting di Teluk Persia, di mana sekitar sepertiga dari seluruh minyak dunia diperdagangkan melalui jalur laut.