Pada 7 Mei 2019 Jepang mengumumkan telah menemukan lebih banyak lagi puing-puing dari pesawat tempur F-35 yang jatuh kelaut, termasuk yang ditemukan adalah bagian dari perekam penerbangan.
Namun, chip memori yang berisi data penerbangan, yang sangat penting untuk mengetahui penyebab di balik kecelakaan itu, masih hilang. Badan pesawat yang memiliki teknologi siluman yang sangat berharga juga masih belum ditemukan.
Jepang dan Amerika Serikat berpacu dengan waktu karena kedua negara tersebut tidak ingin Rusia dan China menemukan bagian-bagian pesawat terlebih dahulu dan bisa mendapatkan rahasia teknologi siluman.
Menteri Pertahanan Takeshi Iwaya mengatakan dalam konferensi pers bahwa Pasukan Bela Diri Udara Jepang akan melanjutkan operasi pencariannya untuk menemukan puing-puing pesawat dan sisa-sisa pilotnya.
Jet tempur F-35 dengan satu pilot di dalamnya, sedang dalam misi pelatihan sekitar 135 km dari pantai Prefektur Aomori di timur laut Jepang dan telah terbang selama tiga puluh menit ketika komunikasi terputus, lapor media NHK Jepang.
Diidentifikasi dengan nomor pesawat 79-8705, F-35 ini adalah yang pertama dari 13 pesawat yang dirakit di fasilitas Final Assembly and Checkout Facility (FACO) Mitsubishi Heavy Industries di Nagoya, Jepang. F-35 yang jatuh bermarkas di Pangkalan Udara Misawa di mana skuadron tempur F-35 pertama mulai beroperasi pada 29 Maret 2019.
Jepang berencana akan mendapatkan total 105 unit F-35A dan 42 unit F-35B (varian STVOL) jet tempur siluman generasi kelima untuk menggantikan armada F-4 Phantom yang menua.
Aerotime