Angkatan Laut AS dan Textron untuk pertama kalinya akan memamerkan kapal boat tanpa awak (unmanned surface vessel – USV) yang dilengkapi dengan senapan mesin kaliber 50, dan dirancang untuk merevolusi perang laut.
Insinyur sistem utama dari perusahaan Textron, Gary Hartman, mengatakan bahwa kapal boat tanpa awak USV yang memiliki panjang 4.2 meter akan dipasang senapan mesin kaliber 50 dan sistem peluncur rudal Hellfire.
USV saat ini berlabuh di pameran Sea-Air-Space Exposition di National Harbor, Maryland.
Pemasangan persenjataan kaliber 50 adalah hasil dari perjanjian Cooperative Research and Development Agreement yang ditandatangani tahun lalu oleh Naval Sea Systems Command dan Textron “untuk mengembangkan dan mengintegrasikan muatan persenjataan anti permukaan ke dalam boat Common Unmanned Surface Vehicle “.
Menurut perjanjian itu, “muatan persenjataan akan terdiri dari berbagai rudal, sistem sensor, designators dan stasiun senjata jarak jauh.”
Senjata-senjata itu adalah bagian dari ” expeditionary warfare package ” untuk boat CUSV, tetapi persenjataan itu hanyalah merupakan awal dari berbagai kemungkinan kemampuan di masa depan.
Hartman mengatakan CUSV itu sendiri adalah program catatan dengan Angkatan Laut, tetapi masih belum bisa dipastikan kapan sistem boat bersenjata tanpa awak itu akan dikerahkan.
CUSV awalnya dikembangkan untuk dibawa ke atas kapal perang Littoral dan diluncurkan untuk melakukan berbagai operasi pengawasan dan serangan balik. Misi tersebut dapat diprogram ke dalam CUSV, dan dengan sistem radar serta sensor lainnya di atas boat dapat memberi peringatan kepada kapal induk tentang apa yang ditemukan oleh CUSV, kata Hartman.
Hartman mencatat bahwa CUSV diprogram agar sesuai dengan Peraturan internasional untuk mencegah tabrakan di laut (International Regulations for Preventing Collisions at Sea – COLREG).
Boat CUSV memiliki kecepatan 30 knot jangkauan operasi hingga 400 mil laut, dan dapat dilengkapi berbagai persenjataan lainnya seperti gutling gun atau pelontar granat.
Selain AS, ada Israel dan Singapura yang lebih dulu memiliki kapal boat tanpa awak yang bersenjata.
Singapura dan Israel mengoperasikan boat tanpa awak sebagai penjaga keamanan pelabuhan dan pelindung pasukan Angkatan L:autnya. Kedua negara menggunakan kapal boat Protector buatan Rafael yang juga dikenal sebagai ” boat Death Shark” – yang dilengkapi dengan sensor elektro-optik dan inframerah, dan dipersenjatai dengan senapan mesin kaliber 50, peluncur granat atau senapan mesin Gatling. Singapura sendiri secara aktif menggunakan Protector untuk misi patroli sejak tahun 2005.
Military.com