Presiden Vladimir Putin telah mengumumkan rencana untuk membeli 76 pesawat tempur Su-57 hingga tahun 2028. Pesanan pembelian diperkiraan bernilai lebih dari US$ 2,6 miliar, yang akan membuatnya menjadi kontrak penerbangan tunggal terbesar dalam sejarah Angkatan Udara Rusia.
Su-57 sebelumnya masih mengalami kendala pada kinerja mesin yang buruk, namun menurut surat kabar Kommersant, yang mengutip dari sumber industri pertahanan yang tidak disebutkan namanya, Su-57 sudah mendapatkan perubahan dalam tata letak internal pesawat, serta perbaikan pada proses produksi.
Angkatan Udara Rusia saat ini hanya memiliki sekitar 12 unit Su-57, dimana enam pesawat diantaranya baru saja “pamer” kemampuan dengan mengawal perjalanan udara Presiden Putin saat akan melakukan kunjungan kerja ke Pusat Uji Penerbangan Negara Chkalov ke-929 milik Angkatan Udara Rusia.
Meskipun Putin telah mengumumkan rencana pembelian, Kremlin belum menandatangani kontrak resmi. Perjanjian resmi ini mungkin bisa dilihat pada saat pameran udara tahunan MAKS Rusia, yang akan berlangsung mulai 27 Agustus hingga 1 September 2019, di Bandara Internasional Zhukovsky di luar Moskow. Perkiraan biaya penuh, sekitar US$ 2,63 miliar, juga termasuk item terkait tambahan, termasuk peningkatan infrastruktur.
Tapi masih dipertanyakan kebenaran akusisi sebesar US$ 2,63 miliar untuk 76 unit Su-57, yang berarti harga satuan Su-57 kurang dari US$ 34,6 juta per jet. Sangat murah bila dibandingkan harga Su-30 atau Su-35, bahkan dari Su-27 jika masih diproduksi.
Tampaknya lebih mungkin bahwa US$ 2,63 miliar akan untuk batch awal Su-57 sebagai bagian dari program pengadaan yang direncanakan penuh. Mungkin juga sumber Kommersant memiliki informasi yang salah tentang total biaya akuisisi.
Mungkin juga bahwa Kremlin dan perusahaan UAC (yang memproduksi Su-57 dan Su-35), akan mencari pelanggan internasional baru untuk Su-57 dalam waktu dekat yang dapat membantu menurunkan biaya produksi dan juga mendukung pengembangan peningkatan Su-57 di masa depan.
Baru-baru ini, Rusia secara khusus membuat tawaran produksi jet tempur siluman ke Turki baru-baru ini sebagai opsi seandainya Amerika Serikat mengeluarkan Turki dari program F-35 Joint Strike Fighter atas pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia. Ada juga laporan bahwa Rusia mendekati Tiongkok sebagai pembeli potensial lainnya
Pengumuman Putin tentang rencana untuk menghidupkan kembali program Su-57 dan secara signifikan meningkatkan rencana pembelian pesawat tempur untuk Angkatan Udara Rusia mungkin merupakan strategi yang lebih luas untuk mempromosikan penjualanan pesawat tempurnya ke luar negeri.