Semenanjung Korea memiliki intensitas militer yang sangat tinggi. Ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan bisa berubah seketika menjadi momen dramatis, dan sepertinya konfrontasi potensial muncul beberapa hari lalu ketika Korea Selatan mengidentifikasi sebuah “benda tak dikenal” yang terbang di dekat perbatasan kedua negara.
Sebuah pesawat Korea Utara yang terbang melewati tepi Zona Demiliterisasi dapat dilihat sebagai tindakan agresi, dan Korea Selatan cepat bereaksi.
Korea Selatan menerbangkan jet tempur, dan setelah tiba di tempat kejadian, mereka menemukan bahwa objek itu bukan pesawat terbang atau helkopter militer, melainkan hanya sekawanan burung.
Seperti dilaporkan CBS News, para pejabat militer Korea Selatan percaya bahwa mereka telah melihat “jejak penerbangan oleh benda tak dikenal” di dekat DMZ. Outlet berita Korea Selatan mengambil berita itu dan menyarankan bahwa itu mungkin helikopter Korea Utara yang agak terlalu dekat dengan perbatasan.
Setelah pembacaan radar diketahui tidak lebih dari burung yang menjelajahi langit, situasi dengan cepat menjadi tenang. Namun, insiden tersebut mengungkap masalah rumit yang dihadapi kelompok-pecinta lingkungan hidup di zona antara kedua Korea.
Zona demiliterisasi dihuni oleh banyak satwa liar, termasuk lebih dari 100 spesies burung yang terancam punah atau dilindungi. Remote Lands melaporkan bahwa lebih dari 50 persen spesies burung yang terancam punah di Korea Selatan telah mengungsi di wilayah yang sebagian besar bebas manusia yang memisahkan kedua negara.
Melacak spesies di sana dan habitatnya, sangat sulit mengingat kondisinya. Sedangkan insiden kesalahan identifikasi kawanan burung yang dikira sebagai pesawat militer adalah kasus yang sangat jarang terjadi.
Bgr.com