Teheran, Jakartagreater.com – Sebelumnya, Iran menembak jatuh pesawat pengintai militer AS yang terbang di atas Provinsi Hormozgan setelah melanggar wilayah udara negara itu. Komando Sentral AS menegaskan bahwa UAV ditembak jatuh saat beroperasi di perairan internasional di Selat Hormuz.
Menteri intelijen Iran Mahmoud Alavi mengatakan bahwa kekhawatiran terhadap kekuatan militer Iran mencegah AS menyerang Iran bulan lalu, dikutip kantor berita IRNA. “Orang Amerika takut dengan kekuatan militer Iran, itulah alasan di balik keputusan mereka untuk membatalkan keputusan menyerang Iran,” kata Mahmoud Alavi, dirilis Sputniknews.com pada Kamis 4-7-2019.
Dia menambahkan bahwa jika AS mencabut sanksi dan Pemimpin Tertinggi Khamenei mengizinkannya, Teheran dan Washington dapat berbicara. “Mengadakan pembicaraan dengan Amerika hanya dapat ditinjau oleh Iran jika (Presiden AS Donald Trump mengangkat sanksi dan para pemimpin tertinggi kita memberikan izin untuk mengadakan pembicaraan seperti itu,” Mahmoud Alavi menekankan.
Ketegangan antara Iran dan AS semakin meningkat sejak Teheran menjatuhkan Drone Amerika. Pertahanan udara Iran menembak jatuh drone Amerika, yang terbang di atas Selat Hormuz.
Teheran menyatakan bahwa pesawat tak berawak itu telah melanggar wilayah udaranya dan gagal menanggapi berbagai peringatan, kemudian menyajikan peta, menunjukkan jalur penerbangan pesawat tak berawak.
Teheran juga mencatat bahwa pada saat yang sama pasukannya mendeteksi pesawat mata-mata P-8 Poseidon, yang juga melanggar wilayah udara negara itu, tetapi memilih untuk tidak menembak jatuh untuk menghindari korban.
Pada gilirannya, AS mengatakan bahwa Drone itu terbang di atas perairan netral. Hubungan antara kedua negara berubah menjadi lebih buruk setelah Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dan menjatuhkan sanksi terhadap sektor energi, perbankan dan pengiriman Teheran.