Tehran, Jakartagreater.com – Pasukan Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) telah mengembangkan strategi untuk serangan mendalam (Deep Attack Doctrine) terhadap musuh, kata komandan Iran, dirilis Tasnimnews.com, 9-7-2019.
Dalam komentar pada hari Selasa, Brigadir Jenderal Mohammad Pakpour mengatakan Angkatan Darat IRGC telah menyusun dan melaksanakan strategi baru untuk serangan terhadap musuh.
“Doktrin serangan-dalam” telah dimasukkan dalam agenda IRGC Ground Force dan bahkan dipraktikkan selama latihan perang “Payambar-e Azam 12 (The Great Prophet)” yang diadakan di pantai Selatan Iran pada bulan Desember 2018, yang kata komandan.
Dia menambahkan bahwa IRGC Ground Force akan memperkuat program pelatihan dan peralatan yang diperlukan berdasarkan doktrin baru.
Iran telah berubah menjadi kekuatan regional utama, kata komandan itu, seraya menambahkan bahwa langkah IRGC baru-baru ini untuk menembak jatuh pesawat mata-mata siluman Amerika telah mengubah persepsi tentang Iran dan mempermalukan AS.
“Kekuatan Drone dan Rudal Angkatan Darat IRGC telah tumbuh jauh dibandingkan dengan masa lalu, dan ini akan meningkatkan kekuatan kita dalam pertempuran,” Jenderal Pakpour melanjutkan dengan mengatakan.
Dalam sebuah pernyataan setelah menjatuhkan pesawat tak berawak AS pada 20 Juni 2019, IRGC mengatakan pesawat tanpa pilot telah mematikan semua sistem komunikasinya setelah lepas landas dan terbang menuju kota pelabuhan Chabahar melalui Selat Hormuz secara diam-diam.
Pesawat militer yang mahal itu ditembak jatuh oleh IRGC ketika melanggar wilayah udara Iran di dekat Selat Hormuz dan mulai memata-matai Iran dan mengumpulkan informasi selama kembali ke pangkalan udara Emirati.
Pihak Amerika Serikat menyatakan Drone mereka terbang di wilayah internasional, saat ditembak jatuh Iran.