Angkatan Laut Sri Lanka kini mulai diperkuat fregat yang baru diterimanya dari Tiongkok.
Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena, Panglima Angkatan Laut, Wakil Laksamana Piyal De Silva, Duta Besar Tiongkok untuk Sri Lanka Cheng Xueyuan, Atase Pertahanan Tiongkok Kolonel Senior Xu Jianwei dan para perwira militer senior serta pejabat pemerintah Sri Lanka menghadiri upacara penerimaan dan peresmian fregat terkuat yang dimiliki AL Srilanka itu.
Presiden Sirisena berterima kasih kepada pemerintah Cina karena telah menyumbangkan kapal perang besar dengan sensor dan persenjataan canggih kepada Angkatan Laut Sri Lanka.
Dinamai sebagai Parakramabahu, raja Sri Lanka yang hebat, kapal memiliki panjang 112 meter dan lebar 12,4 meter, memiliki bobot penuh 2.300 ton dan dapat membawa 110 perwira dan pelaut.
Fregat diserahkan kepada Angkatan Laut Sri Lanka di Shanghai pada bulan Juni dan tiba di Kolombo pada 8 Juli 2019.
Frigat bekas milik Angkatan Laut China (PLAN) yang diakuisisi oleh Angkatan Laut Sri Lanka (SLN) tiba di pelabuhan Kolombo pada 8 Juli, sedikit terlambat lebih dari sebulan setelah kapal itu secara resmi dipindahkan ke Angkatan Laut Sri Lanka.
Sri Lanka's #Navy commissioned the #frigate PARAKRAMABAHU P625 and revealed its name at Colombo Thurs 22 Aug in the presence of President Maithripala Sirisena. The former #Chinese TONGLING 542 was first commissioned in 1994 as a Type 053H2G frigate. https://t.co/6tJVGYXxlT pic.twitter.com/JDEWikrJBa
— Chris Cavas (@CavasShips) August 23, 2019
https://platform.twitter.com/widgets.js
Fregat tersebut pertama kali bergabung dengan PLAN pada tahun 1994 dengan nama Tongling (542).
Fregat yang dahulunya merupakan fregat anti serangan udara nantinya akan digunakan sebagai kapal patroli dan pengawasan di laut dalam di sekitar Sri Lanka, memberikan keamanan dan bantuan maritim untuk operasi pencarian dan penyelamatan.
Angkatan Laut Srilanka telah secara resmi mengambil alih kapal perang pada 5 Juni dalam sebuah upacara yang diadakan di galangan kapal Shanghai Zhonghua di Cina yang juga dihadiri oleh Kepala Staf Laksamana Muda Nishantha Ulugetenna.
Langkah itu dilakukan hanya beberapa minggu setelah China setuju untuk memberikan bantuan senilai USD14 juta ke Sri Lanka untuk pengadaan peralatan kontra-pemberontakan buatan Cina. Pendanaan – yang dijanjikan pada 14 Mei selama kunjungan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena ke Beijing – dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan pasukan keamanan Sri Lanka.