Apakah kapal selam rudal balistik terbaru Korea Utara menjadi ancaman bagi keamanan Amerika Serikat? Dan apakah kapal selam rudal balistik Korea Utara menjadi “game changer” untuk keamanan AS?
Citra satelit baru-baru ini menunjukkan bahwa Korea Utara sedang mendekati tahap pengujian untuk kapal selam rudal balistik class baru. Analis Korea NBC News, Victor Cha menyatakan, “Ini adalah game changer. Kapal selam nuklir untuk Korea Utara dengan rudal balistik di atasnya, akan tersembunyi, tidak seperti barang-barang yang mereka luncurkan dari darat yang mudah ditargetkan”, lansir Washington Examiner.
Tapi benarkah analsia dari Cha?
Kapal selam baru Korea Utara sayangnya adalah kapal selam diesel elektrik, bukan kapal selam bertenaga nuklir. Kapal selam bertenaga non-nuklir itu memiliki keterbatasan daya jelajah. Karena itu berarti kapal selam itu dapat dilacak di daerah peluncuran yang terbatas, dan kapal selam dengan rudal balistiknya dapat dilacak saat diluncurkan dengan perangkat sensor sekutu yang banyak mengelilingi Laut Jepang. Memungkinkan AS dan Sekutu dapat menembak jatuh misilnya.
Andai kapal selam Korea Utara ingin menjelajah keluar ke Samudra Pasifik di luar Jepang. Kemampuan intelijen AS akan bisa mendeteksi kapal selam jika berusaha untuk melewati pulau Hokkaido utara Jepang atau utara Okinawa. Dimana perairan yang dekat dengan Armada Pasifik Rusia itu telah lama menjadi perhatian intelijen AS, sehingga AS telah mengenal perairan ini dengan sangat baik. Dan jika Korea Utara untuk melintas ke selatan Okinawa berarti kapal selam membutuhkan jarak 1.000 mil sebelum memasuki Pasifik.
Semisal kapal selam ini entah bagaimana bisa mencapai Pasifik, maka kapal selam akan berhadapan dengan kapal selam class Virginia dari Grup Tujuh Angkatan Laut AS.
Menurut ahli kapal selam H.I. Sutton, kapal selam baru Korea Utara adalah adaptasi dari Romeo class rancangan Soviet tahun 1950-an, dengan cadangan tenaga baterai yang dihilangkan untuk bisa memuat tiga rudal balistik, membuat kapal selam Korea Utara harus lebih sering muncul ke permukaan untuk mengisi tenaga baterai, mambuatnya lebih mudah dideteksi oleh AS dan Sekutunya.
Bisa dikatakan, kapal selam rudal nuklir Korea Utara belum bisa dikatakan menjadi Game Changer bagi perangnya dengan AS, sampai Korea Utara mampu membangun kapal selam “super stealth” dengan daya jelajah yang sangat jauh. Saat ini kapal selam rudal nuklir Korea Utara lebih berfungsi sebagai kapal selam dengan daya deterent yang menakutkan bagi Jepang dan Korea Selatan, dan lebih berfungsi sebagai “daya tawar besar” bagi Korea Utara.