Marshall Islands, Jakartagreater.com – Badan Pertahanan Rudal AS, melalui Badan Uji Operasional Sistem Pertahanan Rudal Balistik dan tentara AS dari Baterai E-62, Brigade Artileri Pertahan Udara ke-11, melakukan uji intersepsi terhadap elemen Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) selama Uji Penerbangan THAAD-23, pada 29 Agustus 2019, dirilis U.S. DoD.
Rudal pencegat THAAD diluncurkan dari Situs Uji Reagan, Kwajalein Atoll di Republik Kepulauan Marshall, selama Uji Penerbangan THAAD-23, 30 Agustus 2019. Sistem THAAD dinyatakan berhasil mencegat Target dalam tes penerbangan pertahanan Rudal.
Tes dari THAAD ini menggunakan kit peluncur jarak jauh baru. Ini adalah penyergapan ke 16 yang berhasil dalam 16 upaya untuk sistem senjata THAAD.
Sistem Senjata THAAD
Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), sebelumnya Theater High Altitude Area Defense, adalah sistem peluru kendali (Rudal) antibalistik Angkatan Darat Amerika Serikat yang dirancang untuk menembak jatuh Rudal jarak dekat, sedang, dan menengah dalam fase terminalnya yang menggunakan pendekatan mencegat Rudal musuh dengan tembakan langsung (hit-to-kill).
THAAD dikembangkan untuk menangkis serangan Rudal Scud pada masa Perang Teluk tahun 1991. Rudalnya tidak membawa hulu ledak, tetapi mengandalkan tumbukan energi kinetik untuk menghancurkan Rudal yang datang.
Tumbukan energi kinetik meminimalkan risiko ledakan hulu ledak Rudal balistik konvensional, dan Rudal balistik berkepala nuklir tidak akan meledak pada tumbukan energi kinetik.