Pameran Pertahanan dan Keamanan pertama Vietnam saat ini sedang berlangsung di Hanoi, dan telah menarik minat peserta pameran dari Rusia, Eropa dan Amerika Serikat yang berharap untuk bisa menjual jet tempur dan senjata ke Vietnam, lansir Defenseworld.
Rusia, yang hampir memiliki monopoli dalam penjualan senjata ke Hanoi, dimana sebelumnya Vietnam mendapat embargo senjata dari AS yang baru dicabut pada 2016, diperkirakan akan menjual lebih banyak jet tempur Sukhoi Su-30. Dua kontrak besar terakhir dari Vietnam menghasilkan pemasukan US$ 3 miliar untuk Rusia, yang terdiri dari penjualan Su-30MK2 senilai sekitar US$ 1 miliar dan enam kapal selam project 636.1 Varshavyanka dengan harga lebih dari US$ 2 miliar.
Lockheed Martin yang telah melihat keberhasilan di Vietnam dalam penjualan satelit komunikasi, mengharapkan Hanoi menunjukkan minat pada jet tempur F-16-nya, versi terbaru yang telah menutup penjualan besar-besaran dari sekutu AS.
Bersama dengan Lockheed Martin, pabrikan rudal dan persenjataan Raytheon dan MBDA dari Eropa juga ikut di acara pameran tersebut.
Vietnam juga telah membeli kapal Penjaga Pantai Hamilton class dari US Coast Guard pada 2017. Vietnam baru-baru ini juga membeli drone ScanEagle untuk pengawasan maritim.
Vietnam sebelumnya telah mengindikasikan bahwa mereka terbuka untuk melakukan diversifikasi pengadaan senjata dan akan menyambut perusahaan-perusahaan Barat dan Israel untuk mengajukan penawaran untuk kontrak-kontrak pengadaan persenjataannya.
Rusia sejak dahulu telah menjual Su-30, selain jet-jet yang lebih tua seperti Su-27, belum lagi sekitar 100 MiG-21. Di samping pesawat tempur dan kapal selam, Vietnam mengimpor persenjataan seperti tank T-90S dan fregat Gepard-3.9. Galangan kapal Vietnam juga sedang membangun korvet rudal Project 1241.8 Molniya di bawah lisensi Rusia.
Pada tahun 2016 India telah menandatangani perjanjian untuk melatih pilot angkatan udara Vietnam menerbangkan jet tempur Su-30. Ini, dikombinasikan dengan kemungkinan dukungan pemeliharaan dan peningkatan pesawat-pesawat tempur dari India, bisa memberi Rusia keunggulan dalam menjajakan penjualan pesawat masa depan ke Hanoi.
AS telah menandai Vietnam sebagai pembeli peralatan pertahanan potensial. Laporan yang tidak diverifikasi mengatakan bahwa ada konversi antara pejabat AS dan Vietnam, terutama di pameran pertahanan regional seperti pertunjukan udara Singapura, untuk membuat Hanoi tertarik pada senjata AS.
Vietnam diketahui tidak sepenuhnya puas dengan Sukhoi Su-30-nya, dan ingin melihat opsi lain dari AS dan Eropa. Perusahaan perangkat keras pertahanan Lockheed Martin, Boeing dan Saab dilaporkan telah memaparkan opsi prospektif kepada pejabat Vietnam.
Beberapa laporan baru-baru ini mengatakan bahwa Permintaan Informasi (RFI) mungkin akan datang tahun ini atau awal tahun 2020 untuk pengadaan jet tempur, drone dan pesawat patroli maritim.