Bell Textron telah meluncurkan desain helikopter untuk program Future Attack Reconnaissance Aircraft (FARA) untuk Angkatan Darat AS, sebuah helikopter rotor tunggal yang disebut Bell 360 Invictus, lansir Ars Technica.
Helikopter memiliki desain berbentuk mirip hiu yang menggunakan teknologi rotor yang dikembangkan untuk helikopter Bell 525 Relentless medium, helikopter yang “optionally manned” – artinya dapat membawa dua orang awak atau tanpa awak.
Angkatan Darat AS saat ini sedang mencari “knife fighter” untuk peran FARA — helikopter berkecepatan tinggi, gesit dan ringan yang mampu mempertahankan diri sambil memeriksa posisi musuh — bukannya helikopter serang yang berat. Desain FARA yang menang harus mampu bermanuver di lingkungan perkotaan, terbang dengan kecepatan di atas 322km / jam, dan terbang tanpa pilot untuk melakukan misi intelijen dan pengintaian.
Angkatan Darat AS sudah menghentikan tugas helikopter intai khusus terakhirnya Bell OH-58 Kiowa pada tahun 2017, sejak itu skuadron pengintai bersenjata Angkatan Darat telah menerbangkan Boeing AH-64 Apache sebagai gantinya. Tetapi Angkatan Darat ingin mempensiunkan sekitar setengah dari armada Apache dengan pesawat mana saja yang memenangkan kompetisi FARA, yang dimulai tahun 2028.
Pesaing Bell dalam kompetisi desain FARA adalah Lockheed’s Sikorsky dan Boeing (yang bekerja sama dalam desain helikopter berat Angkatan Darat lainnya, program Future Long Range Assault Aircraft). Airbus juga mengindikasikan telah mengajukan desain untuk ikut berkompetisi.
Sikorsky tampaknya memiliki keunggulan yang sudah memiliki desain lebih awal — S-97 Raider, helikopter dengan rotor advanced coaxial rigid dan rotor pendorong tunggal yang mampu melesat dengan kecepatan 440km / jam atau 240 knot, dikembangkan dengan misi pengintaian dan pertama kali terbang pada tahun 2015. Namun Boeing dilaporkan sedang melihat desain berkecepatan tinggi yang berasal dari Apache AH-64E Guardian. Dan Airbus telah mengusulkan desain berdasarkan helikopter hibrida berkecepatan tinggi Eurocopter X3 dengan dua rotor outboard pusher.
Desain Bell kelihatannya kurang radikal dari desain Sikorsky dan Airbus, tetapi Bell mengklaim bahwa pesawat akan memiliki kemampuan dan kinerja yang sama. Sistem rotor 525 Relentless telah mampu mencapai kecepatan “di atas 200 Knots True Air Speed (KTAS)” (230mph, 370 km / jam). Dan desain Invictus mencakup sayap lift-sharing untuk mengurangi daya hambat udara selama penerbangan berkecepatan tinggi — dimaksudkan untuk membantu mengurangi efek bilah blade mundur yang biasa dialami oleh helikopter konvensional pada kecepatan tinggi.
Desain Bell juga mencakup persenjataan meriam 20mm di hidung dan “peluncur amunisi” terintegrasi di setiap sisi, yang mampu membawa rudal Hellfire dan senjata lain yang diluncurkan di udara.
Invictus juga akan dilengkapi “kesadaran situasional yang ditingkatkan dan teknologi sensor,” rilis siaran pers Bell. Juga akan digabungkan dengan “Digital Backbone” yang diciptakan oleh Collins Aerospace untuk mengakomodasi keinginan Departemen Pertahanan AS yang menginginkan “Modular Open Systems Approach” untuk avionik dan sistemnya — yang memungkinkan peningkatan dan upgrade di masa depan secepat mungkin dan menurunkan biaya pembelian nantinya.