JakartaGreater.com – Korea Aerospace Industries (KAI) terbuka untuk mempertimbangkan mitra asing tambahan lainnya pada proyek pengembangan pesawat Korean Fighter Experimental (KFX), lansir Jane’s. Langkah tesebut dilakukan ketika proyek KFX menghadapi tantangan terkait dengan investasi dan kemampuan.
Karena kekurangan dana, Indonesia – mitra pembangunan KFX Korea Selatan – telah menunda sekitar 300 miliar won (US$253 juta) pembiayaan untuk mendukung keterlibatannya dalam proyek, sementara industri lokal menghadapi hambatan untuk mengembangkan beberapa teknologi penting untuk platform KF-X.
Seorang pejabat KAI, yang tidak ingin diidentifikasi, mengatakan kepada Jane di pameran Aerospace & Defense Exhibition (ADEX) Korea Selatan pada 16 Oktober bahwa proyek pengembangan KFX masih dianggap “terbuka” dalam hal mitra teknologi. “Ini masih belum selesai,” katanya mengacu pada aliansi pengembangan KFX. “Kami dapat mempertimbangkan mitra tambahan di masa mendatang.”
Di bawah paket pengimbang pertahanan yang terkait dengan pengadaan pesawat tempur siluman F-35 Lightning II Korea Selatan tahun 2014, perusahaan AS telah diposisikan sebagai mitra teknis di KFX. Lockheed Martin berkewajiban untuk memberikan bantuan di 21 suite teknologi termasuk kontrol penerbangan, avionik, integrasi sistem, material, dan persenjataan pesawat tempur.
Namun, pemerintah AS juga telah menolak untuk mengekspor beberapa rangkaian teknologi di bawah offset, memaksa Korea Selatan untuk berusaha mengembangkan sistem ini secara mandiri. Suite ini terkait dengan sistem radar active electronically scanned array (AESA), pod penargetan elektro-optik, sistem pencarian dan pelacakan inframerah dan radio frequency jammers.
Elta Systems, anak perusahaan Israel Aerospace Industries, memberikan bantuan kepada perusahaan Korea Selatan Hanwha Systems untuk mengembangkan radar AESA pada KF-X.
Menuurt media Jane, kemungkinan perusahaan dirgantara seperti Saab, Airbus dan Boeing juga dapat memposisikan diri sebagai mitra masa depan di KFX, meskipun ruang lingkup keterlibatan itu akan tunduk pada persyaratan, struktur kemitraan, dan pendanaan.