Jakartagreater.com – Pasukan Amerika harus meninggalkan fasilitas mereka di lapangan terbang yang hancur ketika Pasukan Demokrat Suriah (SDF) meninggalkan daerah itu di tengah bentrokan hebat dengan Tentara Turki bulan ini.
Helikopter Pasukan Aerospace Rusia telah mendarat di Lapangan Terbang Tabqa di Provinsi Raqqa Suriah, di tempat yang dulunya adalah pangkalan militer AS, dirilis Sputniknews.com, pada Selasa 22-10-2019. Fasilitas ini diamankan oleh Tentara Arab Suriah dan militan yang bersekutu dengan Damaskus.
Menurut salah satu perwira Suriah yang menjaga kompleks itu, teroris Daesh menghancurkan jalur pendaratan setelah merebut pangkalan itu pada 2014. Pasukan Demokrat Suriah yang didukung AS mengklaim daerah itu pada 2017, yang memungkinkan militer Amerika untuk berpangkalan di sana.
Operasi militer Turki diluncurkan pada 9 Oktober 2019, menyebabkan melemahnya secara signifikan faksi-faksi militan, termasuk sekutu AS di wilayah tersebut. Pergeseran ini memungkinkan militer Suriah untuk merebut kembali beberapa kota setelah mencapai kesepakatan dengan pasukan bela diri Kurdi.
Ankara menangguhkan ofensifnya di Suriah Utara, selama 5 hari, tetapi berjanji untuk melanjutkan pertempuran melawan gerilyawan meskipun ada sanksi AS dan pembatasan penjualan senjata oleh Uni Eropa.
Menyikapi situasi di wilayah tersebut, Presiden Recep Tayyip Erdogan bersumpah untuk memerangi teroris Daesh di wilayah tersebut, serta melawan SDF yang dipimpin Kurdi.
Pihak berwenang Turki, menganggap pasukan Kurdi berafiliasi dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah berperang melawan Turki sejak 1984, untuk menciptakan negara Kurdi merdeka di Timur Tengah, dan dilarang oleh Ankara sebagai kelompok teror.
Damaskus juga mengutuk operasi itu karena Turki, tidak seperti Rusia, melakukan operasi di Suriah tanpa izin dari pemerintah Suriah.