Ankara, Jakartagreater.com – Pekerjaan menempatkan sistem Rudal permukaan-ke-udara S-400 buatan Rusia akan beroperasi sampai musim semi 2020, kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, Kamis, 31-10-2019,dirilis TASS.
“Pekerjaan, setelah itu sistem pertahanan udara (S-400) ini akan beroperasi penuh, akan berlanjut hingga musim semi 2020,” kantor berita Anadolu mengutip pernyataan kepala pertahanan itu. Ankara juga melanjutkan pembicaraan dengan Washington mengenai kemungkinan pengiriman sistem rudal darat-ke-udara Patriot AS, kata menteri pertahanan Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada bulan Juli 2019 tahun ini bahwa Ankara mungkin mulai “secara aktif mengoperasikan sistem S-400 pada April 2020,” setelah personel Turki menjalani pelatihan yang diperlukan.
Rusia mengumumkan pada September 2017 bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan 2,5 miliar dolar dengan Turki untuk pengiriman sistem Rudal anti-pesawat S-400 ke Ankara. Berdasarkan kontrak, Ankara akan mendapatkan satu set resimen sistem Rudal pertahanan udara S-400 (dua batalion). Kesepakatan itu juga mempertimbangkan transfer sebagian teknologi produksi ke pihak Turki.
Turki adalah negara anggota NATO pertama yang membeli sistem Rudal pertahanan udara dari Rusia. Pengiriman sistem pertahanan udara S-400 ke Turki dimulai pada 12 Juli 2019.
Amerika Serikat dan NATO telah berupaya mencegah Turki membeli sistem Rudal S-400 Rusia. Washington telah memperingatkan dalam banyak kesempatan bahwa mereka mungkin akan menjatuhkan sanksi pada Turki, jika Ankara maju terus dengan kesepakatan S-400.
S-400 ‘Triumf’ adalah sistem Rudal pertahanan udara jarak jauh paling canggih yang mulai beroperasi di Rusia pada tahun 2007. S-400 dirancang untuk menghancurkan Rudal balistik pesawat, jelajah dan balistik, termasuk Rudal jarak menengah, dan juga dapat digunakan terhadap instalasi ground. S-400 dapat melibatkan target pada jarak 400 km dan pada ketinggian hingga 30 km.